Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatatkan kerugian sebesar Rp 23,7 miliar hingga kuartal III 2023, turun 133,5% dari laba bersih sebesar Rp 70,8 miliar pada kuartal III 2022. Penurunan ini disebabkan oleh segmen bisnis properti yang turun 41,4% secara tahunan.
Namun, pendapatan SSIA hingga bulan September 2023 sebesar Rp 3,02 triliun, naik 22,3% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,46 triliun.
Peningkatan disebabkan oleh pendapatan sektor perhotelan yang naik 76,7% ke Rp 289,4 miliar. Lalu, pendapatan dari segmen bisnis properti dan konstruksi SSIA masing-masing meningkat sekitar 13,0% ke Rp 47,6 miliar dan Rp 229,4 miliar.
Untuk tahun 2024, SSIA menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 1,3 triliun.
Baca Juga: Prospek Emiten Pulp and Paper Dinilai Menarik pada 2024, Simak Rekomendasi Analis
VP Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan, anggaran capex itu akan digunakan untuk beberapa hal. Namun, mayoritas akan digunakan untuk pengembangan proyek Subang Smartpolitan.
“Sebesar Rp 1 triliun untuk Subang land development dan acquisition. Untuk segmen hospitality sekitar Rp 250 miliar, dan sisanya untuk Nusa Raya Cipta dan lainnya,” ujarnya dalam public expose SSIA, Jumat (15/12).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, secara teknikal, pergerakan SSIA masih berada pada fase downtrend dan hingga pembukaan sesi 2 ini masih disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Mencermati pergerakan indikator, baik MACD dan Stochastic belum menunjukkan tanda penguatan dan rawan menguji ke area negatifnya,” ungkapnya.
Menurut Herditya, pergerakan saham SSIA berada di level Rp 420 per saham dan resistance Rp 432 per saham.
Pengamat pasar modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham SSIA membentuk support pada Rp 420 per saham dengan tren menguat.
Baca Juga: GOTO Bakal Dapat Komisi Rutin Biaya Jasa dari Tokopedia, Simak Rekomendasi Analis
“Indikatornya menunjukkan bullish divergence pada MACD. Candlestick bertahan pada support Rp 420 per saham dan MA60,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (15/12).
Herditya masih merekomendasikan wait and see untuk SSIA. William pun merekomendasikan beli untuk SSIA dengan target harga Rp 454 - Rp 470 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News