kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,85   5,27   0.59%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada FOMC Meeting, Bagaimana Pergerakan IHSG Sepekan ke Depan?


Minggu, 12 Juni 2022 / 18:27 WIB
Ada FOMC Meeting, Bagaimana Pergerakan IHSG Sepekan ke Depan?
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC). Banyak pihak memproyeksi bank sentral negeri paman Sam ini akan kembali menaikkan suku bunga seiring tingkat inflasi yang tinggi

Asal tahu, inflasi AS meroket hingga ke level tertinggi dalam empat dekade terakhir. Tingkat inflasi AS menyentuh level 8,6% pada Mei 2022. Tingkat inflasi ini melanjutkan inflasi pada April 2022 lalu sebesar 8,3%. Melonjaknya inflasi disebabkan oleh kenaikan biaya gas, makanan dan kebutuhan lainnya pada periode Mei 2022

Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menilai, pasar sebenarnya sudah berekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di sisa FOMC meeting. Pada FOMC Juni, Juli, dan September masing-masing sebesar 50 basis points (bps), dan sisa 2 meeting lagi masing-masing sebesar 25 bps.

Dus, di akhir tahun ini, The Federal Funds Rate ditargetkan di rentang 2,75%-3,00%.

Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi, Simak Saham Rekomendasi Analis pada Perdagangan Senin (13/6)

Lebih lanjut, The Fed juga berencana mengurangi ukuran balance sheet-nya mulai awal Juni  sampai akhir Agustus sebesar US$ 47,5 miliar, dan mulai awal September 2022 akan dikurangi US$ 95 miliar.

“The Fed sudah mulai diantisipasi market, sekarang giliran European Central Bank (ECB) yang akan segera menyelesaikan tapering dan keluar dari era suku bunga negatif,” terang Tirta kepada Kontan.co.id, Minggu (12/6).

Pun dengan Bank Indonesia (BI). Meskipun BI masih mempertahankan tingkat suku bunga di level 3,5%, Tirta melihat BI akan mulai menaikkan suku bunga di semester kedua 2022, dimana  pada Juli 2022 bisa menjadi pertimbangan bagi bank sentral tanah air.

Proyeksi Tirta, BI memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga hingga tiga kali dengan masing-masing kenaikan 25 bps. Dus, MNC Sekuritas memprediksi suku bunga 7-Day Reverse Repo di akhir tahun  sebesar 4,25% dengan proyeksi headline inflasi 4,36% secara year-on-year (YoY)

Menurut Tirta, ada dua alasan BI masih menahan suku bunga di level terendah historis. Pertama, BI masih fokus ke pertumbuhan. Hal tersebut juga tercermin dari sisi penyaluran kredit yang tumbuh positif, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang terus di level ekspansif, dan Indeks kepercayaan konsumen (IKK) yang juga di level optimis.

Baca Juga: Saham BBHI Anjlok, Kekayaan Chairul Tanjung Menguap Rp 7,3 Triliun dalam Sepekan

Kedua, pertimbangan aspek stabilitas. Memang pasar keuangan Indonesia mencatatkan portofolio outflow terutama di SBN. Tetapi dengan tingginya harga komoditas yang menyebabkan lonjakan ekspor, surplus neraca dagang berlanjut dan current account domestik masih mengalami surplus.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga menilai, The Fed masih akan menaikkan suku bunga kembali sebanyak 50 bps pada dua pertemuan berikutnya, dimana pertemuan yang terdekat adalah pekan depan.

Jika melihat pasar saham secara global menjelang rapat FOMC, maka ada indikasi bahwa pelaku pasar mulai melakukan antisipasi pada Jumat (10/6). Antisipasi ini ditandai dengan aksi jual dan pelemahan indeks.




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×