Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Pada Jumat (10/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,34% ke level 7.086,64. Pelemahan ini dibarengi dengan aksi jual bersih investor asing yang mencapai Rp 360,12 miliar di pasar reguler.
Oleh karena itu, pelaku pasar perlu mengantisipasi kemungkinan koreksi terhadap IHSG berlanjut dengan support terdekat di 7.000 sebagai target pelemahannya di pekan depan. Level resistance IHSG sendiri ada di level 7.300
“Dimana selama IHSG masih belum sanggup menembus level ini, maka aksi jual akan membayangi IHSG ke depan dan mulai terbentuk lower high pada chart,” terang Ivan, Minggu (12/6).
Menurut Ivan, terdapat sejumlah saham yang menarik secara teknikal untuk dicermati pekan depan, seperti BTPS, INKP, MIKA dan PGAS.
Sementara itu, Tirta merekomendasikan sejumlah saham emiten perbankan, diantaranya beli saham BBRI dengan target Rp 5.500, beli ARTO dengan target harga Rp 16.000, hold BBCA dengan target harga Rp 7.900, hold BMRI dengan target harga Rp 8.900, dan hold BBNI dengan target harga Rp 9.000.
Menurut Tirta, kenaikan suku bunga memang akan ada dampaknya bagi emiten perbankan, tapi tidak akan secara langsung. Yang perlu diperhatikan dari sektor perbankan saat ini adalah dari sisi net interest margin (NIM)
Saat ini funding perbankan memang banyak didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA), sehingga cost of fund (CoF) menurun.
Ke depan, kenaikan suku bunga ini juga pastinya akan direspons oleh perbankan terutama dari sisi portfolio credit mix-nya, agar sisi NIM tidak tertekan. Bank yang punya eksposur besar terhadap UMKM atau CASA yang besar dari total funding akan cenderung diuntungkan.
“Namun ingat, adanya kenaikan giro wajib minimum (GWM) yang diakselerasi juga akan berpengaruh terhadap NIM karena yield dari remunerasi yang ditawarkan lebih rendah,” tutup Tirta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News