kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada enam obligasi korporasi baru pada Maret ini, seperti apa prospeknya?


Kamis, 19 Maret 2020 / 20:38 WIB
Ada enam obligasi korporasi baru pada Maret ini, seperti apa prospeknya?
ILUSTRASI. Obligasi. KONTAN/Baihaki/9/8/2016


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korporasi berbondong-bondong menerbitkan surat utang baru-baru ini. Merujuk Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per hari ini, Kamis (19/3) setidaknya sudah terdapat enam korporasi yang menerbitkan obligasi dan sukuk.

Keenam perusahaan tersebut adalah PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Astra Sedaya Finance, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Jika dihitung, nilai obligasi yang diterbitkan berkisar Rp 5,20 triliun.

Baca Juga: Kondisi sedang bergejolak, sejumlah perusahaan tetap terbitkan obligasi

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana melihat prospek penerbitan obligasi korporasi masih cukup baik. Kendati demikian, Fikri tak menyangkal bahwa saat ini tengah ada sedikit tekanan bagi para penerbit obligasi.

“Tekanan ini berasal dari kenaikan yield serta kemungkinan cash flow individu masing-masing perusahaan. Cash flow kemungkinan akan tertekan seiring dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah,” ujar Fikri ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Setali tiga uang, Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menyebut dengan naiknya yield obligasi korporasi, besar kemungkinan ketika obligasi tersebut listed, harganya akan terkoreksi.

“Tapi seharusnya koreksinya tidak akan sedalam seperti di pasar saham. Sementara dari segi fundamental, nama-nama korporasi di atas seharusnya tidak akan kena impact terlalu besar dari kondisi sekarang,” terang Dimas.

Lebih lanjut, Dimas melihat peminat obligasi korporasi masih cukup banyak karena pricing yang sudah ada. Investor pun sudah place demand mereka dan sudah dikunci oleh emiten. Dimas menghitung setidaknya 60% dari obligasi korporasi yang diterbitkan sudah oversubscribe.




TERBARU

[X]
×