CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Ada Data Inflasi Indonesia dan FOMC, Begini Prediksi Rupiah Pekan Depan


Sabtu, 29 Oktober 2022 / 05:50 WIB
Ada Data Inflasi Indonesia dan FOMC, Begini Prediksi Rupiah Pekan Depan


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pekan depan. Pekan ini, kurs rupiah menguat terhadap dolar AS. 

Jumat (28/10), kurs rupiah Jisdor menguat 0,20% ke Rp 15.542 per dolar AS. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah Jisdor menguat 0,43% dari posisi Rp 15.610 per dolar AS pada Jumat (21/10).

Sedangkan kurs rupiah spot menguat 0,08% ke Rp 15.554 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.567 per dolar AS. Nilai tukar rupiah di pasar spot mengakumulasi penguatan 0,50% dalam sepekan terakhir dari Rp 15.632 per dolar AS yang merupakan level paling lemah sejak April 2020.

Baca Juga: Rupiah Menguat Sepekan, Dolar AS Tertekan

Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan rupiah pada Senin (31/10) berpotensi melemah. Investor mengantisipasi data inflasi Indonesia pada hari Selasa (1/11) dan FOMC keesokan harinya.

"Sentimen yang mempengaruhi dari domestik berasal data inflasi dan produk domestik bruto (PDB) kuartal III. Dari eksternal, FOMC dan non-farm payrolls AS," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).

Selain itu, pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) dan Bank of England (BoE) diperkirakan juga akan mempengaruhi rupiah seperti halnya dari Bank of Canada (BoC), European Central Bank (ECB), dan Bank of Japan (BoJ) pekan ini.

"Sikap dovish bank sentral akan mendukung rupiah dan sebaliknya," tutur Lukman.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,2% ke Rp 15.542 per Dolar AS, Jumat (28/10)

Sementara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, rupiah bergerak cenderung sideways menjelang hasil FOMC. Ekspektasi pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga hingga 75 bps. Tapi sinyal terkait arah kebijakan Fed menjadi salah satu poin penting yang ditunggu oleh para investor.

"Di minggu depan, arah pergerakan rupiah diperkirakan bergerak didasarkan pada hasil FOMC mendatang," kata Josua.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pergerakan rupiah pekan depan akan dipengaruhi oleh hasil kebijakan The Fed yang akan mengadakan pertemuan meeting pada 1-2 November untuk menentukan tingkat suku bunga acuan.

Baca Juga: Sri Mulyani Ingatkan Pentingnya Penyusunan APBN Agar Tidak Jebol

"Perkiraan pergerakan rupiah pada perdagangan Senin masih akan stabil lantaran ekspetasi pasar mungkin akan tertuju pada The Fed," ujar David. Dia menambahkan, arah rupiah juga akan dipengaruhi oleh data inflasi dan PDB pada awal minggu depan.

Lukman memproyeksikan rupiah pada perdagangan Senin (31/10) akan berada di rentang Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.600 per dolar AS. Josua memperkirakan rupiah akan bergerak dikisaran  Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.625 per dolar AS. Sedangkan David memproyeksikan rupiah akan bergerak dilevel  Rp 15.550 per dolar AS-Rp 15.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×