Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
ONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pekan ini. Jumat (28/10), kurs rupiah Jisdor menguat 0,20% ke Rp 15.542 per dolar AS. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah Jisdor menguat 0,43% dari posisi Rp 15.610 per dolar AS pada Jumat (21/10).
Sedangkan kurs rupiah spot menguat 0,08% ke Rp 15.554 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.567 per dolar AS. Nilai tukar rupiah di pasar spot mengakumulasi penguatan 0,50% dalam sepekan terakhir dari Rp 15.632 per dolar AS yang merupakan level paling lemah sejak April 2020.
Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan penguatan kurs rupiah selama sepekan ini didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS.
"Data ekonomi yang diantaranya manufaktur, perumahan yang mengecewakan telah menurunkan ekspektasi pada kebijakan kenaikan suku bunga AS," Kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).
Baca Juga: Sri Mulyani Ingatkan Pentingnya Penyusunan APBN Agar Tidak Jebol
Lukman mengatakan angka produk domestik bruto (PDB) AS pada hari Kamis secara umum masih menunjukkan pelemahan ekonomi. Walau PDB AS tumbuh 2,6%, lebih kuat dari perkiraan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh defisit perdagangan yang menyempit. Sedangkan pengeluaran konsumen justru menurun.
"Rupiah juga tertopang oleh sikap dovish pada bank sentral seperti BoC, ECB dan BoJ minggu ini," kata Lukman.
Sementara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh melambatnya data PCE Deflator yang mengindikasikan bahwa inflasi AS mulai turun.
"Penurunan inflasi kemudian berdampak pada ekspektasi investor terhadap kebijakan The Fed yang mungkin tidak terlalu hawkish paska rapat FOMC bulan November mendatang," kata Josua.
Josua mengatakan beberapa indikator ekonomi AS tercatat melambat dari perkiraan sepanjang minggu ini.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,2% ke Rp 15.542 per Dolar AS, Jumat (28/10)
Sedangkan, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, salah satu faktor yang menyokong penguatan nilai tukar rupiah selama sepakan adalah karena pelemahan indeks dolar.
Namun tidak bisa dihindari, pengaruh pergerakan rupiah selama sepekan berasal dari faktor eksternal, yakni dari kebijakan The Fed dan keputusan ECB dalam menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin ke 2%.
Lukman memproyeksikan rupiah pada perdagangan Senin (31/10) akan berada di rentang Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.600 per dolar AS. Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.625 per dolar AS. Sementara David memproyeksikan rupiah akan bergerak di level Rp 15.550 per dolar AS-Rp 15.600 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News