kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Ancaman Resesi Tahun Depan, Bagaimana Peluang Window Dressing Tahun 2022?


Rabu, 05 Oktober 2022 / 04:30 WIB
Ada Ancaman Resesi Tahun Depan, Bagaimana Peluang Window Dressing Tahun 2022?


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Window dressing menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh investor untuk mendapatkan keuntungan besar di pasar saham. Di tengah ancaman resesi global dan era inflasi tinggi, apakah bakal terjadi window dressing pada akhir tahun 2022 ini?

Seperti diketahui, window dressing merupakan strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi pada di akhir tahun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengungkapkan, peluang terjadinya window dressing pada akhir 2022 ini masih terbuka lebar. Di tengah kekhawatiran turunnya ekonomi global, Nafan menilai kondisi ekonomi Indonesia masih cukup kuat.

Misalnya saja, dari neraca perdagangan yang tercatat surplus. Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 kembali mencatat surplus yakni sebesar US$ 5,76 miliar atau lebih tinggi ketimbang surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 4,22 miliar.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis pada Rabu (5/10)

Capaian tersebut terdorong oleh surplus neraca komoditas non minyak dan gas.

Nafan melihat, ke depannya neraca perdagangan Indonesia masih akan membukukan surplus. Ia menilai, Indonesia diuntungkan oleh krisis energi yang membuat harga komoditas merangkak naik.

"Saya pikir, ini membuat pelaku pasar optimistis fundamental ekonomi Indonesia masih solid. Dengan demikian, semestinya kondisi fundamental tersebut mampu menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," ujarnya dalam acara Media Day: October by Mirae Asset Sekuritas, Selasa (4/10).

Nafan menargetkan IHSG bisa menembus level 7.400 pada akhir tahun mendatang. Beberapa saham dari sektor yang ketiban rezeki nomplok atau windfall profit seperti sektor energi, migas dan batubara, pertambangan dan keuangan masih berpotensi mengalami kenaikan harga saham.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,89% ke 7.072, Sektor Energi Melesat 3,18% Pada Selasa (4/10)

Lantaran saham-saham sektor energi sudah naik cukup signifikan, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan, kenaikan saham-saham sektor tersebut akan cenderung terbatas.

"Walaupun harga saham sektor energi sudah naik tinggi, namun harga energi minyak, gas, dan batubara sejauh ini masih bertahan di level saat ini. Kemungkinan ada koreksi wajar, tapi untuk tahun ini harganya kami proyeksi masih akan kuat untuk saham-saham energi," papar Martha.

Dari sektor energi, ia mencermati potensi kenaikan harga saham PGAS bisa mencapai di atas 10%, kemudian untuk saham ITMG, PTBA, dan ADRO dengan potensi kenaikan di bawah 10%.

Baca Juga: IHSG Melesat 1,02% ke 7.081 di Pagi Ini (4/10), Seluruh Sektor Menguat

Tak hanya sektor itu, Martha melihat saham sektor teknologi juga bisa jadi alternatif window dressing pada tahun ini.

 

Saham-saham sektor teknologi menjadi menarik lantaran harganya yang sudah turun cukup dalam. Ke depannya, indeks saham sektor teknologi juga turut terapresiasi oleh rencana IPO Blibli.com.

Dilihat dari segi kinerjanya, Martha bilang emiten e-commerce sekarang ini menjadi lebih hati-hati dalam penggunaan belanja sehingga bisa mengurangi beban dan nantinya berpotensi memperoleh keuntungan. Sayangnya, ia belum dapat memberikan rekomendasi saham apa saja yang bisa dilirik dari saham ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×