Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen telah tiba. Berdasar penelusuran Kontan.co.id per Kamis (16/3) setidaknya ada 12 emiten yang tengah dalam proses pembagian dividen.
Keduabelas emiten tersebut adalah PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank Cimb Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).
Baca Juga: Saham perbankan, BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI jatuh, begini penjelasan analis
Di antara emiten-emiten tersebut, dividend yield ADMF menjadi yang tertinggi, mencapai 16,60%. Disusul dengan yield dividen MFMI yang mencapai 16,20%. Yield dividen tersebut membandingkan dividen per saham dengan harga saham pada penutupan perdagangan Kamis (16/4), MFMI berada di harga Rp 815 dan ADMF Rp 6.350. Adapun dividen yang akan dibagikan MFMI sebesar Rp 132 per saham dan dividen yang dibagikan ADMF adalah Rp 1.054 per saham.
Sementara itu, yield dividen paling mini dicatatkan oleh IRRA sebesar 1,14%. Disusul oleh BBCA sebesar 1,74%. Asal tahu saja, dividen per saham yang akan dibagikan IRRA adalah Rp 6 dan dividen per saham BBCA sebesar Rp 455. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini harga saham BBCA berada di Rp 26.200, sementara harga saham IRRA di Rp 525.
Baca Juga: Untung Rp 1,56 triliun di 2019, Bank BJB (BJBR) tebar dividen Rp 925 miliar
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan dividend yield yang tinggi memang menggiurkan bagi investor. Akan tetapi, investor mesti memperhatikan kinerja emiten, laporan keuangan, serta prospek industrinya.
"Jangan hanya terpaku dari yield dividen yang besar," jelas Herditya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4). Di tengah harga saham yang cenderung menurun sejak awal tahun, Herditya menambahkan yield dividen yang tinggi sebenarnya menjadi kurang menarik.
Berdasar catatan Kontan.co.id, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 28,87% ke level 4.480,61.
Baca Juga: Siap diakuisisi oleh Bangkok Bank, Bank Permata tak bagi dividen
Di sisi lain, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan bagi investor yang gemar mengejar dividen, dividend yield yang tinggi menjadi saat yang tepat untuk berburu saham berdasar dividen. Akan tetapi, investor juga perlu mencermati keadaan fundamental perusahaan.
"Apakah perusahaan tersebut dapat survive dan memiliki fundamental yang solid untuk meneruskan bisnisnya di saat market yang kurang kondusif ini," kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4). Dia menambahkan, investor perlu juga mencermati apakah emiten berpotensi kembali mengerek labanya saat pasar kembali kondusif nanti.
Baca Juga: Enggak Kerja, Lo Kheng Hong Terima Uang Rp 16,5 Miliar dari Petrosea (PTRO)
Hendriko tidak menampik tingginya yield dividen saham yang dibagikan emiten dipicu oleh harga saham yang tertekan COVID-19. Akan tetapi, dia melihat kondisi ini sebagai peluang untuk mengumpulkan saham-saham dengan fundamental yang kuat, di samping yield dividen yang menarik.
Adapun Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham-saham berkapitalisasi besar di saat pasar tengah tertekan. Selain itu, ia juga menyarankan saham-saham yang memiliki peluang menguat di tengah pandemi COVID-19. "BBCA dan SIDO cukup menarik untuk diperhatikan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News