kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Absen Bagi Dividen, Begini Rencana Vale (INCO) Usai Divestasi dan Kantongi IUPK


Senin, 10 Juni 2024 / 22:45 WIB
Absen Bagi Dividen, Begini Rencana Vale (INCO) Usai Divestasi dan Kantongi IUPK
Jajaran direksi baru PT Vale Indonedia Tbk: (kiri ke kanan): Muhammad Asril, Abu Ashar, Bernardus Irmanto, Febriany Eddy, Adriansyah Chaniago, Rizky Andhika Putra, dan Luke Mahony.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) segera merampungkan proses divestasi. Kewajiban pelepasan saham yang kembali diserap oleh holding pertambangan BUMN, MIND ID ini akan tuntas pada bulan Juni.

Sebagai bagian dari skema divestasi, INCO pun menggelar rights issue. "Kami telah sepakat eksekusi divestasi akan lewat rights issue dan juga secondary yang dilakukan pada saat bersamaan. Targetnya bulan ini rampung semua," ungkap Presiden Direktur INCO  Febriany Eddy dalam konferensi pers, Senin (10/6).

Sekadar mengingatkan, pada 26 Februari 2024 Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining menandatangani perjanjian jual beli saham dalam rangka divestasi INCO. MIND ID akan mengakuisisi 14% saham yang dilepas emiten nikel tersebut.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Kantongi Perpanjangan Izin Operasi hingga 2035

Aksi ini menambah kepemilikan MIND ID atas saham INCO menjadi 34%. Divestasi merupakan bagian dari kewajiban yang mesti dipenuhi INCO untuk mendapatkan perpanjangan operasi dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). 

INCO pun telah menerima IUPK pada 13 Mei 2024 untuk perpanjangan izin operasi sampai dengan 28 Desember 2035. "IUPK memberikan kami kepastian hukum, kepastian untuk investasi lebih lanjut," kata Febriany.

Pasca mengantongi IUPK dan merampungkan proses divestasi, INCO bakal menggenjot proyek hilirasasi. Ada tiga proyek strategis yang sedang digarap INCO, yakni proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa dan Sorowako, serta proyek Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) di Morowali.

Ketiga proyek tersebut menyedot investasi dengan estimasi sekitar US$ 9 miliar, yang akan digelontorkan INCO bersama mitra di masing-masing proyek. Febriany bilang, INCO ingin ikut memberi kontribusi terhadap target pemerintah membangun industri baterai kendaraan listrik.

Baca Juga: Dapat Restu Izin Usaha Pertambangan Khusus, Luas Lahan Vale (INCO) Tak Diciutkan

"Dengan sumber daya yang ada, Vale menyambut tantangan ini, akan melakukan kajian dan memutuskan titik optimum dimana kami akan melakukan strategi hilirisasi. Kami akan akselerasi ketiga proyek dengan aman, tepat waktu dan tepat biaya," imbuh Febriany.

Absen Bagi Dividen

Mempertimbangkan kebutuhan dana untuk belanja modal pada proyek-proyek yang sedang berjalan dan modal kerja di tahun-tahun mendatang, INCO pun puasa membagikan dividen dari laba tahun buku 2023. Langkah ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

"Para pemegang saham, sesuai dengan rekomendasi Direksi dan Dewan Komisaris, menyetujui bahwa tidak ada dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham untuk tahun keuangan 2023," ungkap Febriany.

Sekadar mengingatkan, pada tahun 2023 INCO meraih laba bersih senilai US$ 274,33 juta. Di samping mengamankan laba tahun lalu, INCO akan memakai mayoritas dana yang terhimpun dari rights issue senilai Rp 1,84 triliun untuk membiayai sebagian belanja modal.

Baca Juga: Grup MIND ID Perkuat Kesetaraan Gender di Industri Tambang

Merujuk prospektus, sebanyak Rp 1,46 triliun dari dana hasil righst issue akan dipakai INCO untuk membiayai sebagian belanja modal. Mayoritas dari alokasi tersebut atau sebesar Rp 1,11 triliun akan dipakai untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur tambang.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×