Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Divestasi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akhirnya mencapai titik temu. Pihak INCO dan pemerintah Indonesia dikabarkan sudah sepakat dengan harga transaksi, yakni Rp 3.070 per saham.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengonfirmasi adanya kesepakatan transaksi divestasi tersebut. Namun, Arifin masih belum merinci mengenai harga dan detail transaksi.
"Sudah (deal). Kita harap dalam beberapa hari, tinggal administrasinya saja. Di bawah itu (harga saham INCO saat ini). Rp 3.000-an lebih sedikit. Kita tunggu resminya," ungkap Arifin, Jumat (16/2).
Sebelumnya, Insight.Kontan memberitakan harga transaksi 14% saham INCO disepakati sebesar Rp 3.070 per saham. Adapun, pihak yang akan mengambil saham divestasi INCO adalah holding tambang BUMN, Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Dengan asumsi harga tersebut, maka transaksi divestasi INCO akan berada di bawah harga pasar. Harga INCO sekarang berada di posisi Rp 3.690 per saham. Level ini didapat usai harga saham INCO ambles Rp 310 atau 7,75% pada perdagangan Jumat (16/2).
Baca Juga: Pasca Divestasi, Proyek Smelter Vale (INCO) Bakal Dievaluasi
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menilai cukup wajar jika harga yang disepakati untuk divestasi berada di bawah harga pasar. Sebabnya, prospek saham INCO sejauh ini masih terbilang muram, sejalan dengan tren harga komoditas nikel dunia.
Perlambatan ekonomi global, termasuk di China yang merupakan salah satu konsumen terbesar, membawa ketidakpastian terhadap prospek harga komoditas nikel pada tahun ini. Dus, Arjun memandang harga saham INCO pun masih berpeluang turun lebih dalam dari level harga sekarang.
"Jadi ya wajar menurut saya (harga divestasi di bawah harga saham INCO saat ini) karena memang prospek sahamnya kurang kondusif," kata Arjun kepada Kontan.co.id, Jumat (16/2).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo punya pandangan serupa. Secara teknikal, William mengamati saham INCO belum keluar dari fase downtrend jangka panjangnya, dan masih belum ada konfirmasi reversal yang solid untuk mengalami uptrend.
Dengan posisi INCO sekarang, William belum bisa menerka bagaimana respons investor pada pekan depan terhadap sentimen divestasi ini. Dus, William menyarankan pelaku pasar untuk wait and see terlebih dulu. Hitungan William, pergerakan INCO berada pada area support Rp 3.200 dan resistance di Rp 4.000.
Baca Juga: Divestasi Vale Disepakati, Pemerintah Sukses Dapat Diskon
Sinergi dengan MIND ID
Divestasi saham ini merujuk pada ketentuan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba). Saat masa Kontrak Karya habis pada 28 Desember 2025, INCO harus memenuhi ketentuan divestasi 51% saham kepada pihak Indonesia untuk mendapatkan perpanjangan dan status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Merujuk RTI Business, pemegang saham pengendali INCO saat ini adalah Vale Canada Limited dengan porsi kepemilikan 43,79%. Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. mengempit 15,03%, dan masyarakat mendekap 20,38%. Sedangkan MIND ID menggenggam 20% saham INCO.
Menurut Arjun, wajar jika MIND ID ingin menambah kepemilikan di INCO dengan kembali menyerap saham divestasi. Aksi ini bisa membawa nilai tambah dengan potensi sinergi atau konsolidasi ke dalam lini bisnis holding tambang BUMN tersebut.
Dengan asumsi harga divestasi Rp 3.070 per saham, Arjun menilai MIND ID mendapat harga yang bagus. Sebab, dibandingkan emiten tambang di sektor barang baku lainnya, INCO terbilang undervalued dengan penurunan harga yang saat ini telah mencapai 14,39% secara year to date.
Baca Juga: Harga Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) Disepakati Rp 3.070 per Saham
"Jadi ya kemungkinan ini good deal untuk MIND ID mempertimbangkan adanya potensi sinergi dari emiten yang tergabung dalam holding pertambangan," terang Arjun.
Soal siapa yang akan menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali, Arjun menilai hal tersebut tidak banyak berdampak bagi prospek saham INCO. Pasalnya, pasar akan lebih merespons terhadap kinerja INCO serta kondisi pasar & harga nikel dunia sebagai komoditas dasarnya.
"Pergerakan harga sahamnya akan dipengaruhi oleh prospek underlying emiten, yakni nikel. Terlepas dari siapa yang menjadi pemilik. Kalau dibandingkan tren harga nikel dengan INCO terlihat itu faktor utamanya," tandas Arjun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News