Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) mulai tancap gas untuk mencapai target produksi batubara di 2014. Yovie Priadi, Direktur ABMM mengatakan, di kuartal I 2014, perusahaan sudah memproduksi batubara sebanyak 1,2 juta-1,3 juta ton.
Batubara tersebut berasal dari tambang di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dikelola oleh anak ABMM, PT Tunas Inti Abadi (TIA). "Produksi sejauh ini on-track, target tambang Kalsel di tahun ini kan bisa produksi sekitar 5,5 juta ton," kata Yovie kepada KONTAN, beberapa hari lalu.
Dengan produksi tersebut, lini usaha batubara tetap menjadi kontributor utama pendapatan ABMM. Di Januari-Maret 2014, bisnis ini menyokong US$ 104,89 juta, atau sekitar 60,78% dari total pendapatan ABMM yang tercatat US$ 172,58 juta.
Untuk memupuk pendapatan dari bisnis batubara, ABMM juga mengandalkan produksi dari tambang di Nangroe Aceh Darussalam yang dikelola PT Media Djaya Bersama (MDB). Yovie bilang, MDB ditargetkan bisa memproduksi batubara sebanyak 2 juta-2,5 juta ton di tahun ini.
"Produksi di tambang Aceh belum maksimal, karena baru setahun beroperasi. Kita berharap tahun depan tingkat produksinya sudah maksimal," terang Yovie. ABMM wajar terus memacu produksi lantaran permintaan batubara tetap tinggi.
Namun, Yovie bilang, ABMM tetap menghadapi tantangan berat terutama dalam hal fluktuasi harga jual batubara. Soalnya, penentuan harga batubara ABMM dengan para pembeli harus berdasarkan indeks ICE.
"Kita sebenarnya sudah mencoba negosiasi agar harga ditentukan fix di depan. Tapi, para pembeli maunya harga direview tiap tiga bulan berdasarkan indeks," jelas Yovie. Pada Jumat (9/5), harga ABMM ditutup tidak bergerak dari Rp 2.925 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News