Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Mei 2025, ada sejumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) membentuk anak usaha baru. Perusahaan-perusahaan tersebut mencakup berbagai sektor mulai dari kesehatan, teknologi hingga energi.
Berdasarkan rangkuman Kontan, tercatat setidaknya delapan emiten mendirikan entitas baru sepanjang bulan tersebut, mulai dari PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ), PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), PT Communication Cable System Indonesia Tbk (CCSI), PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata mengatakan pendirian anak usaha pada dasarnya dapat menjadi strategi yang positif, selama didukung oleh riset pasar yang kuat dan selaras dengan visi jangka panjang perusahaan.
Strategi ini berpotensi memperkuat diversifikasi usaha, mengurangi risiko sektoral, serta memanfaatkan peluang di sektor-sektor yang tengah bertumbuh seperti digitalisasi, energi baru, dan layanan kesehatan.
"Namun, investor perlu waspada terhadap ekspansi yang belum jelas monetisasinya atau berpotensi membebani neraca keuangan," kata Liza kepada Kontan, Rabu (5/6).
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG di Perdagangan Terakhir Pekan Ini, Kamis (5/6)
Liza menyoroti beberapa emiten yang layak dicermati dalam menjalankan strategi ekspansi tersebut. Misalnya, DOID yang membuka peluang usaha di sektor rumput laut. Meskipun tergolong di luar lini bisnis inti, langkah ini bisa menjadi strategi diversifikasi yang menarik apabila didukung dengan roadmap hilirisasi yang jelas.
Sementara itu, SSIA dinilai memiliki arah ekspansi yang sejalan dengan proyek pengembangan kawasan industri serta tren energi hijau, yang berpotensi mendukung strategi jangka panjang perusahaan.
Adapun INET dinilai ekspansif melalui perluasan ke sektor konstruksi dan perdagangan besar, yang dapat menjadi pelengkap infrastruktur digital. Meski demikian, ekspansi tersebut perlu dikawal agar tidak keluar dari kompetensi inti perusahaan.
Senada, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai bahwa pendirian anak usaha merupakan langkah strategis, khususnya untuk mendiversifikasi sumber pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada bisnis inti.
Menurut Wafi, SRAJ menjadi menarik karena ekspansi dilakukan dalam sektor yang masih sejalan dengan bisnis utama. Hal ini membuka peluang sinergi dan berpotensi menambah pendapatan berulang (recurring income).
Di sisi lain, SSIA dan KKGI juga dianggap menarik, namun realisasi manfaat dari ekspansi emiten-emiten tersebut kemungkinan membutuhkan waktu sebelum benar-benar menghasilkan kontribusi yang signifikan.
“Dalam masa transisi atau ekspansi seperti ini, strategi trading bisa lebih disarankan,” ujar Wafi.
Baca Juga: IHSG Naik, Saham-Saham Ini Mencatat Net Buy Terbesar Asing, Rabu (4/6)
Berikut daftar lengkap 8 emiten yang mendirikan anak usaha baru:
1. PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ)
PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ), emiten pengelola Rumah Sakit Mayapada milik taipan Dato Sri Tahir, resmi mendirikan entitas baru bernama PT Mayapada Klinik Sejahtera. Perusahaan baru ini akan beroperasi di bawah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 86105, yang mencakup aktivitas klinik swasta, dan berkedudukan di Jakarta Selatan.
Pendirian PT Mayapada Klinik Sejahtera bertujuan untuk mendukung kegiatan utama anak usaha SRAJ, yakni PT Sejahtera Inti Sentosa khususnya dalam rangka perluasan, pengembangan, dan layanan kesehatan. Entitas ini dibentuk dengan modal dasar sebesar Rp 4 miliar dan modal disetor senilai Rp 1 miliar.
Komposisi pemegang saham PT Mayapada Klinik Sejahtera ialah, PT Sejahtera Inti Sentosa sebesar Rp 990 juta (99%) dan Jonathan Tahir sebesar Rp 10 juta (1%).
2. PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID)
PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melalui anak usahanya, PT Katalis Investama Mandiri (KIM) yang sahamnya dimiliki 99,60%, resmi mendirikan entitas baru bernama PT Daur Algae Indonesia (DAID) pada 27 Mei 2025.
Pendirian DAID dilakukan untuk menunjang strategi jangka panjang DOID di bidang lingkungan, sosial dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ ESG). DAID akan menjalankan kegiatan usaha yang mencakup pembenihan, pengolahan, hingga penjualan rumput laut di wilayah Indonesia.
Komposisi pemegang saham PT Daur Algae Indonesia ialah PT Dwijaya Daur Algae senilai 2,47 miliar saham (65%) dan PT Katalis Investama Mandiri 1,33 miliar saham (35%).
3. PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO)
ACRO resmi mendirikan anak usaha baru bernama PT Astro Acro Abadilestari yang berkedudukan di Tangerang. Entitas ini akan menjalankan kegiatan usaha di berbagai bidang, antara lain perdagangan besar suku cadang dan aksesori kendaraan, perdagangan besar berbasis balas jasa (fee) atau kontrak, serta perdagangan mesin kantor dan peralatan industri pengolahan berikut suku cadangnya.
Selain itu, PT Astro Acro Abadilestari juga akan bergerak di sektor perdagangan besar alat transportasi darat (di luar mobil dan sepeda motor) beserta perlengkapannya, serta perdagangan besar mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya. Tak hanya itu, anak usaha ini juga mencakup aktivitas sebagai perusahaan holding dan layanan konsultasi manajemen. Komposisi kepemilikan saham ACRO di PT Astro Acro Abadilestari adalah sebanyak 0,5%.
4. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)
PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) mengumumkan pendirian anak usaha baru yang dimiliki secara tidak langsung, yaitu PT Luwu Timur Energi (PT LTE), yang berkedudukan di Jakarta. Entitas ini dibentuk melalui anak perusahaan KKGI, PT Khatulistiwa Hidro Energi, sebagai bagian dari inisiatif perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha di sektor pembangkitan dan transmisi tenaga listrik.
Tujuan pendirian PT LTE adalah sebagai bagian dari strategi KKGI yang fokus pada pengembangan dan pengelolaan investasi di sektor energi terbarukan, khususnya energi hidro, dengan tujuan mendorong transisi energi bersih, mengoptimalkan potensi sumber daya air di Indonesia, serta menciptakan nilai ekonomi dan lingkungan secara berkelanjutan melalui kemitraan strategis dan penguasaan teknologi.
Modal dasar PT LTE adalah Rp 16 miliar dan modal ditempatkan sebanyak Rp 4 miliar. Adapun komposisi susunan pemegang saham PT LTE ialah, PT Khatulistiwa Hidro Energi sebesar 3,9 ribu lembar atau Rp 3,99 miliar (99%) dan Pintarso Adijanto menggenggam satu lembar saham atau Rp 1 juta (0,1%).
5. PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mendirikan entitas baru bernama PT Internet Anak Bangsa (PT IAB). Perusahaan ini bakal bergerak di bidang perdagangan besar, konstruksi bangunan sipil, konstruksi khusus dan konstruksi gedung.
PT IAB akan berfokus untuk menjalan usaha utamanya menjadi kontraktor proyek Fiber to the Home (FTTH). Selain menghasilkan pendapatan dari jasa pembangunan jaringan FTTH bagi pelanggan, PT IAB juga berpotensi memperoleh pendapatan berulang melalui kegiatan pemeliharaan terhadap aset FTTH yang telah terpasang.
Struktur permodalan PT IAB ialah, INET sebanyak 1.980 lembar atau Rp 1,98 miliar dan Muhammad Arif sebanyak 20 lembar dengan nilai Rp 20 juta.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,34% ke 7.069 pada Rabu (4/6), MBMA, MDKA, INCO Jadi Top Gainers LQ45
6. PT Communication Cable System Indonesia Tbk (CCSI)
PT Communication Cable System Indonesia Tbk (CCSI) membentuk entitas perusahaan baru yakni PT Fuchunjiang Cable Systems Indonesia yang berlokasi di Jakarta Barat. Bidang usaha untuk anak usaha baru ini ialah, perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapan, perdagangan besar peralatan telekomunikasi, perdagangan besar suku cadang elektronik, perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee), perdagangan besar berbagai macam barang, serta instalasi telekomunikasi.
Total modal dasar sebesar Rp 32,99 miliar, sementara modal disetor dan ditempatkan sebanyak Rp 10 miliar. Susunan pemegang saham PT Fuchunjiang Cable Systems Indonesia terdiri dari CCSI sebesar 59 juta saham senilai Rp 5,9 miliar, Exel infrastructure Australia PTY LTD sebanyak 2 juta saham atau Rp 200 juta dan Zhejiang Fuchunjiang Photoelectric Technology sebanyak 39 juta atau Rp 3,9 miliar.
7. PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI)
HUMI telah mendirikan anak perusahaan baru bernama PT Energi Maritim Internasional (PT EMI) yang berdomisili di Jakarta Selatan. Pendirian anak usaha ini bertujuan untuk menunjang rencana strategi jangka panjang. Adapun susunan pemegang saham EMI ialah PT Humpuss Maritim Internasional Tbk sebanyak 99% dan PT Hutama Trans Kencana 1%.
8. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) bersama anak perusahaan PT TCP Internusa (TCP) telah mendirikan perusahaan baru dalam bentuk perseroan terbatas yang diberi nama PT Surya Tirta Sejahtera Investama.
Struktur permodalan PT Surya Tirta Sejahtera Investama terdiri dari SSIA sebesar Rp 24,99 (99,996%) juta dan Rp 1.000 (0,004%).
Selanjutnya: Masih Tersedia, Cek Harga Hewan Kurban di Palestina via Lembaga Zakat & Amal Resmi
Menarik Dibaca: Jenius Buka Akses Obligasi Mulai Rp 1 Juta, Sasar Investor Digital Savvy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News