Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau suspensi saham emiten yang belum membayar biaya pencatatan tahunan alias annual listing fee 2025.
Berdasarkan pengumuman tanggal 17 Februari 2025, BEI menggembok setidaknya 61 emiten karena belum membayar biaya pencatatan 2025 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2025.
Namun ada beberapa saham yang sudah melunasinya, yaitu PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) dan PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) yang perdagangannya sudah dibuka pada sesi kedua 17 Februari 2025.
BEI juga mencabut suspensi saham PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) pada sesi kedua perdagangan 17 Februari 2025. Selain sudah melunasi biaya pencatatan, DART juga sudah memenuhi saham free float.
Baca Juga: Saham WIKA Disuspensi Bursa, Begini Tanggapan Manajemen
Perdagangan saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) juga telah dibuka kembali pada perdagangan Selasa (18/2) karena telah membayar biaya pencatatan tahunan 2025.
BEI bakal membuka kembali perdagangan saham PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) pada Rabu (19/2). RONY disuspensi sejak 18 Desember 2024 karena terjadi kenaikan harga kumulatif dan belum membayar listing fee.
Hingga akhir perdagangan Rabu (19/2), masih ada 55 emiten yang masih disuspensi BEI karena belum membayar listing fee. Walaupun banyak saham yang dibekukan, tetapi pengaruhnya tidak banyak ke pasar saham.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan rata-rata saham yang disuspensi oleh BEI secara kapitalisasi pasar atau market cap tidak besar.
"Bahkan juga secara market weight pun tidak besar bahkan ada yang tidak diperhitungkan terhadap performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," jelasnya kepada Kontan, Senin (17/2).
Baca Juga: BEI Cabut Suspensi Saham GPSO dan PTDU Hari Ini, Setelah Bayar Listing Fee
Oleh karena itu, Nafan bilang walaupun banyak yang disuspensi tetapi tidak ada pengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG. Pada akhir perdagangan Selasa (28/2), IHSG justru menguat 0,62% ke level 6.872,55.
"Kebanyakan juga merupakan emiten-emiten dengan kapitalisasi pasar kecil atau small cap, apalagi harga sahamnya kurang likuid," ucap Nafan.
Dia mengatakan ini bisa menjadi indikasi bahwa emiten yang disuspensi itu bisa meningkatkan Good Corporate Governance (GCG) untuk bisa meningkatkan kepercayaan para pelaku investor.
Selanjutnya: IHSG Naik 0,62% Hari Ini (18/2), Simak Proyeksi Pergerakannya Besok (19/2)
Menarik Dibaca: 4 Tips Makeup untuk Interview Kerja, Simple dan Flawless!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News