kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

2015, Wismilak incar kenaikan pendapatan 20%


Kamis, 09 Oktober 2014 / 17:14 WIB
2015, Wismilak incar kenaikan pendapatan 20%
ILUSTRASI. Cara hapus akun Spotify permanen di semua perangkat.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 15% hingga 20% pada tahun 2015 mendatang. Meski ada kenaikan tarif cukai rokok sebesar 10% di tahun depan, WIIM yakin masih bisa mengejar target pertumbuhan dua digit.

Ronald Walla, Direktur Utama WIIM mengatakan, perseroan akan segera menyesuaikan harga produknya seiring dengan kenaikan cukai rokok. "Kami akan naikkan harga produk 10% secara bertahap di tahun depan karena ada kenaikan cukai," ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10).

Menaikkan harga produk menjadi salah satu strategi WIIM untuk menekan penurunan margin laba akibat cukai rokok yang kian mencekik. Apalagi, WIIM saat ini tak banyak menelurkan produk baru.

Ronald bilang, pada bulan April lalu perseroan sudah meluncurkan dua produk rokok baru. Pada Semester I-2014, perseroan menaikkan harga produk hingga 25%. Kenaikan harga itu diambil perusahaan demi mengkontrol jumlah volume.

Namun, kebijakan itu justru menurunkan penjualan WIIM di Semester I-2014 sebesar 9,82% menjadi Rp 733,99 miliar. Laba bersih WIMM juga turun menjadi 48,24% menjadi Rp 53.45 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp 79.23 miliar.

"Memang, semester I banyak turun. Tetapi kami terus melakukan promosi hingga di Semester II akan meningkat," ujarnya. Ronald masih yakin, hingga akhir tahun, pendapatan WIIM masih bisa tumbuh 15% dari tahun lalu, menjadi Rp 1,86 triliun. Sehingga, harapannya di tahun depan, pendapatan WIIM bisa menyentuh angka Rp 2,37 triliun hingga Rp 2,55 triliun.

Ronald bilang, selama ini kenaikan cukai rokok memang menjadi beban paling tinggi di industri rokok. Sehingga, pihaknya juga akan menahan ekspansi untuk mengurangi beban. "Namun dengan menaikkan harga jual, harapannya beban cukai tadi bisa tercover," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×