Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Lebih lanjut, dari segi valuasi, Anggaraksa melihat saham-saham laggard tersebut sudah relatif murah karena sebagian besar diperdagangkan di bawah rata-rata price to book value (PBV) 3 tahun terakhir. Oleh karena itu, saat ini, Anggaraksa merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.400 per saham, BBRI Rp 5.100, dan BMRI Rp 7.900 per saham.
Pada perdagangan Senin (28/6), harga saham TLKM berada di level Rp 3.170 per saham, BBRI Rp 3.930, dan BMRI Rp 5.700 per saham. Akan tetapi, menurut Anggaraksa, saham-saham blue chips tersebut lebih cocok untuk dikoleksi oleh investor jangka panjang karena cenderung defensif dan membagikan dividen secara rutin.
Sementara itu, secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan negatif saham emiten-emiten perbankan, TLKM, dan CPIN pada Juni 2021 relatif wajar karena sebelumnya sudah mengalami fase uptrend. "Namun berbeda hal dengan emiten-emiten consumer seperti UNVR dan HMSP yang sudah mengalami fase downtrend dan saat ini sedang mengalami penguatan dalam jangka pendek terlebih dahulu," kata Herditya.
Untuk ke depannya, ia mengimbau pelaku pasar untuk mewaspadai pergerakan emiten-emiten perbankan yang sedang mendekati titik support masing-masing. Apabila pergerakannya menembus level support, maka masih akan relatif downtrend dalam jangka menengah.
Baca Juga: IHSG merosot ke 5.939 pada Senin (28/6), TKIM, BMRI, MYOR masih dibeli asing
Sementara untuk emiten-emiten barang konsumsi, Herditya memperkirakan saham-sahamnya dapat menguat dalam jangka menengah karena sedang menguji level-level resistance-nya. "Dengan pergerakan saat ini, kami melihat emiten-emiten dari sektor consumer, seperti UNVR dan HMSP cukup menarik untuk diperhatikan dengan rekomendasi untuk buy on weakness.
Herditya menetapkan target harga untuk UNVR di Rp 5.425 per saham dan HMSP Rp 1.300 per saham. Pada perdagangan Senin (28/6), UNVR berada di level Rp 5.025 per saham dan HMSP Rp 1.025 per saham.
Baca Juga: Pada Juni 2021 kinerja semua jenis unitlink masih tertekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News