Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) menjadi emiten perbankan ke-22 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Pencatatan berjalan mulus. Buktinya, lima menit pertama setelah pembukaan, harga saham BSIM meroket hingga 70% menjadi Rp 255. Namun, akhirnya, harga saham BSIM tercatat hanya mengalami kenaikan 46,47% dari Rp 150 menjadi Rp 220 per saham.
Dengan menggunakan dana hasil IPO, Bank Sinarmas akan lebih mudah menggenjot kreditnya. Sinar Mas akan menggunakan semua dana hasil penjualan saham untuk ekspansi kredit dan pengembangan unit usaha syariah. Maklum, setoran modal tambahan itu akan memperkuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Sinarmas.
Per Mei 2010, Loan to Deposit ratio (LDR) atau rasio pengucuran kredit Bank Sinarmas masih 72,18%. Angka ini sedikit di bawah ketentuan BI (PBI no 12/19/PBI 2010) yakni 78%.
Untuk menghindari penalti berupa setoran giro wajib minimum (GWM) tambahan sebesar 0,1% dari kekurangan setiap 1% LDR, tentu saja, Bank Sinarmas harus menggenjot LDR-nya. "Tahun 2011, LDR kami patok minimal sesuai ketentuan BI," kata Purwanto Sekretaris Perusahaan Bank Sinarmas.
Bank Sinarmas akan memacu pengucuran kredit ke segmen retail, yakni kalangan UMKM. Selama ini, porsi kredit UMKM mencapai sekitar 50% dari portfolio kredit Bank Sinarmas. Sementara sekitar 14% kredit mengucur ke korporasi dan sisanya ke komersial.
Untuk mencapai targetnya, bank ini juga berniat menambah kantor cabang untuk memantapkan penetrasinya ke wilayah Jawa dan Sumatera. Akhir tahun ini, Bank Sinarmas akan memiliki 118 kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Di tahun 2011, mereka ingin membuka 55 kantor lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News