kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks obligasi cetak rekor tertinggi sepanjang masa, begini kata analis


Minggu, 16 Februari 2020 / 12:39 WIB
Indeks obligasi cetak rekor tertinggi sepanjang masa, begini kata analis
ILUSTRASI. Petugas memantau grafik pergerakan IHSG di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Indeks obligasi Indonesia sudah naik 3,53% sejak awal tahun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks obligasi Indonesia yang terlihat dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terus meroket sejak awal tahun 2020. Hal ini menunjukkan pasar sekaligus harga obligasi Indonesia yang terus tumbuh di tahun ini.

Jumat (14/2) ICBI berada di level 284,24, level ini sebenarnya sedikit turun setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang pada Kamis (13/2). Saat itu ICBI berada di level 284,37. Jika dilihat dari awal tahun 2020, ICBI sudah naik sebesar 3,53%.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai tren positif ini masih bisa berlangsung cukup lama. Dia menyebut, saat ini kondisi baik dari internal atau eksternal tengah memberi sentimen positif untuk pasar obligasi Indonesia.

Baca Juga: Instrumen obligasi makin menarik, saham bisa dilirik di semester kedua

"Harga market minggu ini walau tidak terlalu tajam, tapi cukup terlihat kenaikannya. Lelang belakangan ini terus mengalami kenaikan, terlebih untuk surat utang negara (SUN)," ujar Ramdhan, Minggu (16/2).

Ramainya lelang dan pasar obligasi dinilai Ramdhan tidak terlepas dari likuiditas di pasar obligasi masih sangat baik. Berbanding terbalik dengan likuiditas saham yang cenderung turun. Menurut dia, ini membuat pelaku pasar mencari instrumen investasi dengan daya tahan lebih, yakni obligasi.

Ramdhan juga menyebut, domestik yang masuk pasar obligasi tahun ini juga cukup tinggi. "Kemarin kan juga banyak masalah dari asuransi, dampaknya likuidasi yang tidak baik dari segi redemption. Bayak pihak yang menakutkan ini sistemik sehingga akhirnya banyak yang masuk ke pasar obligasi," imbuh Ramdhan.

Baca Juga: Siap-siap, analis meramal IHSG bisa anjlok ke level 5.500 hingga akhir kuartal I-2020

Hal yang sama juga ditegaskan oleh analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra. Tren positif ICBI sepanjang tahun tidak terlepas dari gejolak yang terjadi di pasar saham imbas kisruh Jiwasraya dan kondisi lainnya. Ditambah lagi imbal hasil surat utang global juga mengalami penurunan. Tak pelak, obligasi menjadi pilihan yang lebih menguntungkan.

"Kenaikan ICBI dalam sepekan kemarin terjadi karena adanya ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan disampaikan dalam RDG pekan ini," jelas Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×