Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Pangkas suku bunga yang baru dilakukan Bank Indonesia (BI) kedua ini, yakni turun 25 bps menjadi 4,25% nampaknya belum dapat menjadi hulu kebangkitan properti. Apalagi sisa tahun 2017 tinggal sedikit, prospek perusahaan properti menunggu momentum penjualan akhir tahun sebelum bisa naik lagi di tahun depan.
"Kita tahu meskipun ada penurunan suku bunga, yang kita lihat kan daya beli sudah naik tapi tidak terlalu signifikan," jelas William saat dihubungi KONTAN, Jumat (29/9) lalu.
Apalagi habis penurunan suku bunga acuan tersebut, perbankan dan properti masih belum terlihat ikut menurunkan penawaran bunga kreditnya.
William menjelaskan, kemungkinan imbasnya baru bakal terlihat di tahun 2018. Namun ia mengingatkan investor untuk memantau prospek pada tahun politik tersebut. Dengan demikian, ia melihat pasar bakal cenderung memasuki tren wait and see.
Untuk sementara ini, memantau recurring income alias pendapatan berulang dari emiten properti nampaknya menarik. Pilihannya jatuh pada Alam Sutera (ASRI) dan Pakuwon Jati Tbk (PWON).
"Sedangkan untuk BUMN saya lihat PPRO (PT PP Properti Tbk)," kata William.
Emiten ASRI dirasa menarik karena memiliki jumlah lahan yang masih sangat besar. Sedangkan untuk PWON, nilai recurring incomenya yang stabil dari jajaran mall nya seperti Mall Kota Kasablanka, Mall Gandaria City dan Mall Tunjungan membuat William yakin PWON bakal terus naik.
Hingga akhir tahun ini, William memberikan rekomendasi Hold pada emiten properti yang ia pegang. Kepada ASRI ia berikan target price Rp 440, PWON Rp 710, Sedangkan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di Rp 1.370.
"Kalau sampai target 2018, baru buy," jelas William. Menurutnya pada tahun depan estimasi kinerja bakal di atas saat ini. Namun, pasar harus cermat pada iklim politik dan sigap bila terjadi perubahan regulasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News