kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SIAP berambisi bangun PLTU US$ 250 juta


Rabu, 20 Januari 2016 / 20:25 WIB
SIAP berambisi bangun PLTU US$ 250 juta


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) akan fokus ke bisnis pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada tahun ini. Perusahaan yang baru saja menutup operasional tambangnya itu berambisi membangun PLTU 2x100 Mega Watt (MW) senilai US$ 250 juta.

Komisaris Utama SIAP Rennier Latief mengatakan, perseroan akan menggandeng partner strategis untuk membangun PLTU mine mouth tersebut di Kalimantan Timur. Rennier mengaku sedang melakukan penjajakan ke beberapa partner asing termasuk untuk mencari pendanaan baru proyek itu.

"Cadangan batubara kami besar, dan beberapa partner yang prospektif cukup banyak, dari Jerman, Jepang, China," ujar Rennier, Rabu (20/1).

Namun, terlebih dahulu SIAP masih harus mengatasi kekeringan likuiditas perusahaan. Dari laporan keuangan perseroan Kuartal III 2015, kas dan setara kas SIAP hanya Rp 9,8 miliar. Rennier bilang, SIAP akan mencari pendanaan Export Credit Agency (ECA) untuk membiayai proyeknya.

Saat ini, SIAP menghentikan sementara kegiatan pertambangan anak usahanya, PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC). Penghentian operasional tambang ini bermula dari kendala pendanaan operasi yang berdampak pada kegiatan operasional di lapangan dan penyelesaian transaksi yang terkait dengan masyarakat sekitar.

Kegiatan pertambangan ini dihentikan juga karena izin clean and clear (CNC) dan eksportir terdaftar (ET) masih dalam proses sehingga perseroan belum boleh menambang batubara.

Sebelumnya, pengendali SIAP, Fundamental Resources Ltd berjanji akan memberikan pinjaman untuk kegiatan operasional tambang SIAP. Namun, Direktur Utama SIAP yang baru, Christian Victor Ponto mengatakan, manajemen akan berhenti menggunakan dana pinjaman dari pemegang saham.

“Kami tidak lagi akan memakai shareholder loan. Kami akan mengutamakan pendanaan dari kerja sama dengan pihak lain,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×