kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana syariah bakal marak di semester II


Senin, 30 Juli 2012 / 11:26 WIB
Reksadana syariah bakal marak di semester II
ILUSTRASI. Kamis (1/7), ada tambahan 24.836 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 2.203.108 kasus positif Corona.


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |

JAKARTA. Pada semester kedua ini investor bakal menjumpai berbagai produk reksadana syariah baru. Setidaknya ada tiga Manajer Investasi (MI) yang sedang berancang-ancang untuk merilisnya antara lain Indosurya Asset Management (ISAM), MNC Asset Management (MNC), dan Samuel Asset Management (SAM).

Indosurya bakal menerbitkan reksadana campuran syariah, MNC akan meluncurkan reksadana campuran serta reksadana saham berbasis syariah, sedang SAM berniat merilis reksadana saham berbasis syariah.

Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menyambut baik maraknya MI untuk menerbitkan produk berbasis syariah, karena selama ini menurutnya reksadana syariah di Indonesia masih belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. "Pendapat ini dilatarbelakangi jumlah produk yang masih stagnan baik itu untuk reksadana saham syariah, pendapatan tetap syariah, ataupun reksadana campuran syariah.

Meski demikian, return reksadana syariah ternyata cukup memuaskan. Berdasarkan data PT Infovesta Utama dari awal tahun sampai 25 Juli 2012, return tertinggi reksadana saham berbasis syariah mencapai 11,01% yang dicetak oleh produk Batavia Dana Saham Syariah milik Batavia Prosperindo Asset Management. Pada periode sama setahun lalu, return tertinggi reksadana saham syariah sebesar 10,98%.

Sementara itu, untuk delapan reksadana pendapatan tetap berbasis syariah yang diriset oleh Infovesta, return tertinggi sampai 25 Juli sebesar 8,88% oleh produk reksadana SAM Sukuk Syariah Sejahtera, milik Samuel Asset Management. Sedangkan untuk produk reksadana campuran syariah, return tertinggi pada periode yang sama mencapai 10,61% yang dicatatkan produk Trim Syariah Berimbang milik Trimegah Asset Management.

Imbal hasil bersaing dengan yang konvensional

Fund Manager MNC Asset Management Akbar Syarief menargetkan bisa menoreh indikasi imbal hasil mencapai 25% untuk produk reksadana saham syariah barunya. Sedangkan untuk reksadana campuran, ia menargetkan bisa meraih return 15%. Reksadana itu akan menanamkan dana investor di saham-saham dalam daftar saham syariah plus obligasi korporasi syariah. Ia menargetkan reksadana syariah bakal terbit di kuartal III.

Sedangkan Direktur Utama PT Indosurya Asset Management, Ahmad Bermawi menyampaikan akan menerbitkan reksadana campuran syariah baru menjelang akhir tahun. Karenanya, pihaknya belum bisa membeberkan berapa indikasi imbal hasil. "Hanya yang pasti, return akan di atas bunga perbankan," ujarnya kepada KONTAN, Senin (30/7). Walaupun dia mengakui ditengah pasar yang volatil seperti ini, produk baru berjenis syariah memang sangat berpotensi menarik minat pasar.

Edbert menambahkan, produk reksadana syariah memang kini tak kalah bersaing dengan produk reksadana konvensional dalam hal return. Ia memprediksi imbal hasil reksadana saham syariah di tahun ini kemungkinan bisa lebih besar di tahun sebelumnya. "Di tahun ini reksadana saham syariah berpotensi meraih return 15%," tambah Edbert.

Namun untuk reksadana pendapatan tetap berbasis syariah, Edbert sedikit pesimistis return yang dikantongi di tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun 2011. "Tahun lalu, harga obligasi melonjak karena euforia pemberian rating oleh pemeringkat internasional. Namun saat ini euforia tersebut sudah memudar kecuali ada berita-berita positif diluar dugaan," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×