Reporter: Narita Indrastiti, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Manajer investasi lebih memilih menempatkan dana kelolaan reksadana terproteksi baru di obligasi korporasi. Yield obligasi pemerintah yang semakin menciut membuat menjadi alasan manajer investasi memilih obligasi korporasi.
Yulius Manto, Direktur Batavia Prosperindo Asset Manajemen mengaku, ada dua reksadana proteksi yang akan mereka rilis di tahun ini. Dia bilang jika ingin memberikan imbal hasil yang menarik penempatan dana kelolaan di obligasi korporasi bisa menjadi pilihan paling tepat.
Menengok harga rata-rata obligasi pemerintah dari Inter Dealer Market Association (IDMA) per 19 Juli tercatat naik 0,33% di 108,88. Harga tersebut adalah harga tertinggi sejak 9 Mei.
Karena itu, Yulius mengatakan, saat ini Batavia menghindari penempatan di obligasi pemerintah. "Kami tidak berminat di obligasi pemerintah yang sangat kecil return-nya," ujar dia. Hal itu, akan membuat imbal hasil lebih rendah dari deposito.
Meski begitu, manajer investasi tidak sembarangan memilih obligasi korporasi. Hanya obligasi dengan minimum rating A+ dan AA+ dengan outlook stabil saja yang akan dipilih oleh Batavia.
Pilihan penempatan dana di obligasi korporasi dengan rating tersebut berpotensi memberikan imbal hasil 6% - 6,3% per tahun. Yulius menargetkan di awal Agustus mendatang akan menerbitkan dua produk proteksi baru.
Nantinya, reksadana tersebut akan menempatkan dana kelolaan di obligasi milik perusahaan pembiayaan. Yulius menargetkan dana kelolaan reksadana tersebut Rp 300 miliar. "Sekarang ini saja kami sedang menawarkan ke tiga perbankan untuk calon produk yang baru," tutur dia.
Sampai kemarin, dana kelolaan Batavia mencapai Rp 12 triliun. Batavia berharap sampai akhir tahun bisa mengantongi dana kelolaan Rp 12,5 triliun. Batavia juga telah memasang target bisa menerbitkan 12 - 15 reksadana terproteksi tiap tahun.
Imbal hasil bersaing
PT Danareksa Investment Management juga lebih memilih menerbitkan reksadana proteksi dengan aset dasar obligasi korporasi. Danareksa Investment berharap dengan penempatan di obligasi korporasi maka investor bisa mendapat imbal hasil 6,1% - 6,4% per tahun.
Zulfa Hendri, Direktur Danareksa Investment Management bilang, akan menerbitkan dua reksadana terproteksi. Produk ini akan menempatkan obligasi korporasi dengan tawaran kupon yang menarik.
Langkah ini dilakukan karena Danareksa Investment harus bersaing dengan produk perbankan. "Saat ini banyak perbankan yang menjual produknya kepada nasabah ritel yang memang menginginkan return menarik di atas deposito," papar dia.
Saat ini total dana kelolaan Danareksa sendiri sudah mencapai Rp 12,2 triliun. dari target Rp 14 triliun hingga Rp 15 triliun.
PT Mandiri Manajemen Investasi juga mengaku akan menerbitkan reksadana proteksi baru dalam waktu dekat. "Fokus penempatan dana kelolaan reksadana proteksi yang baru di obligasi perusahaan, dan atau ORI atau sukri," ujar Andreas M Gunawidjaja, Direktur Mandiri Manajemen Investasi.
Cara manajer investasi menerbitkan reksadana terproteksi baru dimaksudkan untuk mengganti reksadana terproteksi yang jatuh tempo. Juga sebagai strategi manajer investasi mendorong dana kelolaan agar tetap stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News