kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi kuartal I masih terkontraksi, simak efeknya terhadap IHSG


Selasa, 23 Maret 2021 / 20:24 WIB
Pertumbuhan ekonomi kuartal I masih terkontraksi, simak efeknya terhadap IHSG
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi dalam negeri di kuartal I 2021 diproyeksi dalam rentang minus 1% hingga 0,1% secara year on year (yoy). Walau terkontraksi secara tahunan, proyeksi itu mengindikasikan adanya pemulihan dibandingkan periode kuartal IV 2020 yang tercatat minus 2,19% yoy. 

Megutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, ada beberapa indikator ekonomi yang membuat kondisi bulan Januari hingga Maret 2021  mulai pulih. Misalnya dari sisi konsumsi yang tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat. Walaupun tidak dipungkiri, perbaikan itu terjadi pada Maret karena ada pembatasan sosial yang ketat pada Januari dan Februari 2021.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati mencermati, hampir sebagian besar pengusaha masih fokus pada permasalahan internal dan perencanaan strategi, serta perbaikan untuk terus menekan biaya dan menciptakan efisiensi. 

"Sehingga, dari segi penjualan sebagian emiten masih belum dapat sepenuhnya pulih ke kondisi normal dan memang masih cukup banyak tantangan," ujar Ike kepada Kontan.co.id,  Selasa (23/3). 

Baca Juga: Ekonomi kuartal I-2021 diproyeksi terkontraksi, analis: Sudah tercermin ke IHSG

Lebih lanjut diungkapkan, proyeksi kondisi ekonomi di kuartal I 2021 yang bertumbuh negatif dapat menjadi sentimen pemberat bagi pasar saham. Pasar berekspektasi, indikator tingkat konsumsi minimal sama baiknya dengan periode November ataupun Desember 2020. Walau pada momentum itu memang terdorong perayaan Natal dan Tahun Baru. 

Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan, angka inflasi srta indeks Indonesia Consumer Confidence justru menurun di Januari-Februari 2021.

Kendati sentimen tersebut dapat memberatkan pasar saham, Ike melihat pasar seharusnya lebih siap dalam mengantisipasi penurunan tersebut. 

Dengan skenario berkurangnya kepercayaan investor dan sudah tingginya harga-harga saham saat ini, Ike memprediksi IHSG berisiko menguji level 6.000-an. Skenario terburuknya, IHSG menguji level 5.800. 

Apalagi jika kondisi ekonomi yang masih lesu itu terkonfirmasi melalui laporan keuangan emiten-emiten. Akan tetapi, jika ternyata daya beli dan pembatasan aktivitas dapat lebih baik di kuartal II, maka IHSG diperkirakan masih dapat bertahan di sekitar level 6.300. 

Kendati pergerakan IHSG cenderung lesu ke depannya, Ike optimistis investor tetap dapat memaksimalkan kesempatan dengan membeli saham dengan harga murah.

"Investor dapat memanfaatkan peluang ini dengan cara rasional yakni pilihlah saham yang memang aman, risiko terukur, dalam kondisi undervalue, serta jangan emosional dalam membeli ataupun menjual saham," ujarnya. 

Ia menekankan, investor perlu melakukan investasi saham dalam psikologis yang sehat. Sebab, hal ini sangat menentukan pola investor berinvestasi. Semakin dapat berpikir logis, risiko-risiko dalam berinvestasi saham dapat diminimalisir.

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi diprediksi masih terkontraksi, begini dampaknya ke IHSG

Sementara bagi investor yang masih awam, Ike menyarankan untuk betul-betul memahami emiten yang akan dibeli supaya pada saat harga saham turun tidak gegabah dengan melakukan strategi yang salah. 

Ia cenderung merekomendasikan saham-saham blue chips yang tergolong dalam indeks LQ45. Menurutnya, langkah tersebut cukup efektif untuk mengurangi risiko investasi di tengah kondisi krisis. 

"Hal ini merespon juga dengan banyaknya kasus-kasus para investor angkatan corona yang begitu cepat tergiur dengan adanya pom-pom atau pola trading ikut-ikutan," tutupnya. 

Selanjutnya: Harga saham sektor consumer goods tertekan sejak awal tahun, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×