Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kenaikan yield surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder memicu tingginya penawaran yield yang diajukan investor dalam lelang surat berharga syariah negara (SBSN), Selasa (28/6).
Investment Specialist BNI Asset Management Akuntino Madhany mengatakan pasar obligasi tertekan akibat isu realisasi tax amnesty serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
"Setelah Brexit (Britain exit) membuat rupiah tertekan, yield obligasi mengalami kenaikan," ujar Akuntino, Selasa (28/6).
Di sisi lain, Akuntino memperkirakan kebutuhan investasi di surat berharga negara (SBN) masih tinggi sehingga total penawaran meningkat dibandingkan lelang sebelumnya yang mencapai Rp 6,9 triliun. "Ditambah yield juga masih cukup baik," ujar Akuntino.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, pemerintah tak agresif menyerap lelang lantaran menanti tax amnesty. "Pemerintah berharap dari tax amnesty untuk mengurangi utang sehingga utangnya agak tertahan," ujar Lana.
Dalam lelang ini, pemerintah mengalami penawaran sebesar Rp 7,8 triliun dan diserap Rp 5 triliun. Pemerintah hanya memenangkan seri PBS009, PBS006 dan PBS012 masing-masing sebesar Rp 1 triliun, Rp 1,9 triliun dan Rp 2 triliun. Sedangkan seri anyar SPNS29122016 (new issuance) dan PBS011 tidak dimenangkan oleh pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
