Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tekanan di pasar obligasi dalam beberapa hari terakhir menjalar ke lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara, Selasa (14/6). Penawaran yang masuk hanya Rp 6,9 triliun, lebih rendah dari lelang sebelumnya Rp 9,62 triliun.
Pemerintah memenangkan empat seri sukuk negara dari lima seri SBSN yang dijajakan senilai Rp 5,07 triliun. Pertama, SPNS01122016 yang diserap Rp 400 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 5,97% dan imbalan diskonto.
Instrumen tersebut menghimpun penawaran Rp 1,23 triliun. Kedua, PBS009 yang dimenangkan Rp 2,96 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,31% dan imbalan 7,75%. Sukuk tersebut mengoleksi penawaran Rp 3,4 triliun.
Ketiga, PBS006 yang diserap Rp 115 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,69% dan imbalan 8,25%. Instrumen tersebut mendulang penawaran Rp 340 miliar. Keempat, PBS012 dimenangkan Rp 1,6 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,2% dan imbalan 8,87%. Sukuk tersebut memperoleh Rp 1,82 triliun.
Sedangkan seri PBS011 tidak diserap pemerintah. Sukuk ini mencetak penawaran Rp 107 miliar dengan yield tertinggi 8% dan yield terendah 7,87%. Seri yang kadaluarsa 15 Agustus 2023 ini menawarkan imbalan 8,75%.
Analis MNC Securities I Made Adi Saputra menilai, jumlah penawaran yang lebih sedikit karena katalis negatif dari eksternal, yakni menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada 14 Juni 2016-15 Juni 2016. Tekanan juga datang dari rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
"Pelaku pasar khawatir sehingga mengalihkan asetnya kepada instrumen yang kurang berisiko," ujarnya. Namun, yield yang ditawarkan investor cukup kompetitif. Sehingga pemerintah memenangkan lelang di atas target indikatif Rp 4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
