kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,94   -29,79   -3.09%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara ditopang tingginya permintaan global


Jumat, 23 Februari 2018 / 20:39 WIB
Harga batubara ditopang tingginya permintaan global
ILUSTRASI. Harga batubara


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga jual batubara terus menunjukkan penguatan sejak dua pekan terakhir. Laju harga emas hitam ini mendapat sokongan dari tingginya tingkat permintaan global. Pengunaan batubara sebagai bahan bakar utama menjadi pendorong naiknya permintaan.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (22/2), harga batubara kontrak pengiriman April 2018 di ICE Futures naik 1,75% ke level US$ 104,95 per metrik ton. Dibandingkan  pekan sebelumnya, harga batubara telah menguat lebih tinggi mencapai 6,66%.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures mengatakan, secara umum, permintaan batubara masih cukup tinggi. Tak hanya di China, kenaikan permintaan juga akan terjadi di Amerika dan beberapa negara kawasan Asia lainnya. Sebanyak 41% listrik dunia saat ini masih bergantung pada pasokan batubara.

“Badan Energi Internasional telah memperkirakan permintaan batubara dunia akan mencapai 5,5 miliar ton pada tahun 2022,” ujarnya kepada Kontan.co.id, hari ini.

Meskipun saat ini permintaan batubara dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa cenderung melemah, tetapi permintaan dari Asia masih mampu mengimbanginya. Kata Wahyu, ekspor batubara AS ke Asia meningkat karena China, Jepang dan India berupaya mengimbangi kurangnya pasokan akibat gangguan topan Debbie di Australia pada April 2017.

Walaupun sejumlah negara Asia termasuk China mulai beralih menggunakan gas alam dan energi terbarukan, tetapi batubara tetap menjadi sumber energi utama. Diperkirakan pada tahun 2040, batubara akan menyumbang 77% pembangkit listrik.

Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures juga melihat adanya pertumbuhan permintaan yang cukup tinggi di Asia. Salah satunya datang dari India. Negara kawasan Asia Selatan itu diperkirakan akan meningkatkan impor batubara pada tahun 2018 setelah perusahaan milik negara Coal India Ltd gagal memenuhi target produksi pemerintah. “Masing-masing negara di Asia kini memang mematok target produksi listrik,” paparnya.

Dalam risalah rapat orotitas terkait pada 22 Januari 2018, terungkap bahwa perusahaan pelat merah India itu mengalami kendala kekurangan produksi. Awalnya, pemerintah menargetkan Coal India untuk memasok 288 kereta batubara per hari hingga Maret 2019, tetapi kenyataannya pada Februari ini, perusahaan tersebut hanya bisa memenuhi rata-rata 264,2 kereta batubara per hari.

Padahal selama ini impor batubara dari India cenderung menunjukkan tren pelemahan. Wood Mackenzie mengungkapkan impor batu bara termal India turun 3,3%menjadi 147 juta ton pada 2017. Namun dengan kondisi kekurangan pasokan demikian diperkirakan impor akan tumbuh 3% di tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×