kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Delta Dunia mengenggam kontrak US$ 7 miliar


Jumat, 25 Mei 2018 / 10:04 WIB
Delta Dunia mengenggam kontrak US$ 7 miliar
ILUSTRASI. Paparan publik Delta Dunia Makmur


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang masih cukup tinggi dan stabil membawa berkah bagi PT Delta Dunia Makmur Tbk. Terbukti, kuartal I-2018 saja, emiten berkode saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mampu membukukan kontrak sesuai target yakni sebesar US$ 7 miliar.

Direktur Keuangan DOID Eddy Porwanto optimistis dengan raihan kinerja perusahaan di tahun ini lantaran sokongan harga batubara yang masih tinggi dan stabil. Buktinya kontrak terus mengalir. "Kontrak-kontrak itu, salah satu faktor pendukungnya, yakni harga batubara yang stabil," jelas Eddy dalam paparan publik, Kamis (24/5).

Tak heran DOID terus mengincar kontrak-kontrak baru dan kontrak perpanjangan sepanjang tahun ini. Eddy bilang, target pendapatan DOID tahun ini antara US$ 825 juta hingga US$ 875 juta.

Target tersebut meningkat sekitar 14,3% dibandingkan realisasi pendapatan DOID pada tahun lalu yang mencapai US$ 764,61 juta. Penopang pendapatan DOID berasal dari kontrak-kontrak jasa pertambangan baru atau kontrak perpanjangan.

Eddy menyebut, DOID akan kembali menambah tiga kontrak lagi baik jangka panjang ataupun pendek. "Target kontrak US$ 7 miliar sudah tercapai, mungkin ada tambahan lagi, ada dua ekstensi dan satu kontrak baru," ungkap Eddy.Menurut dia, penandatanganan ketiga kontrak itu akan dilakukan pada kuartal III 2018 mendatang.

Sepanjang kuartal I 2018, DOID tercatat membukukan nilai kontrak sebesar US$ 2 miliar. Dengan begitu saat ini DOID telah memiliki kontrak senilai US$ 7 miliar.

Biarpun begitu, Eddy menyebut perusahaan ini belum berencana mengubah target kontrak yang sebesar US$ 7 miliar pada tahun ini. Padahal di depan mata perseroan ini akan menandatangani tiga kontrak lagi.

"Dengan adanya penambahan empat kontrak dan satu perpanjangan, kami miliki kontrak on hand senilai US$ 7 miliar. Kontrak berdurasi kira-kira 7 tahun sampai 8 tahun ke depan," terang Eddy.

Kontrak pertama, adalah kontrak Tanah Bumbu Resources dengan nilai kontrak US$ 500 juta. Diperkirakan durasi kontrak ini akan berakhir pada tahun 2024 atau sesuai umur tambang.

Kontrak kedua, berasal dari PT Angsana Jaya Energi senilai US$ 143 juta. Kontrak ini merupakan kontrak perpanjangan dari kontrak yang akan berakhir tahun 2018 menjadi tahun 2020. Ketiga, adalah kontrak dengan Insani Baraperkasa senilai US$ 340 juta. Kontrak ini berdurasi 8 tahun atau hingga tahun 2025 dengan potensi diperpanjang.

Kontrak keempat adalah kontrak dengan Indonesia Pratama yang berdurasi delapan tahun hingga tahun 2025. Nilai kontrak ini mencapai lebih dari US$ 1 miliar.

Selain keempat kontrak ini, DOID juga telah memiliki kontrak yang masih berjalan. Yakni Adaro-Paringin (2009–2022), Kideco (2004–2019), Berau Coal-Lati (2012–2025), Berau Coal-Binungan (2003–2020), Sungai Danau Jaya (2015–2023), Tadjahan Antang Mineral (2015–2024), Angsana Jaya energi (2016–2020) dan Pada Idi (2017–2027).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×