kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham jadi jawara investasi tahun 2016


Sabtu, 31 Desember 2016 / 15:46 WIB
Saham jadi jawara investasi tahun 2016


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sepanjang 2016, saham menjadi instrumen investasi paling menguntungkan dibandingkan dengan kendaraan investasi lainnya. Ini tampak dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tahun ini tumbuh 15,32% ke 5.296,71.

Kenaikan IHSG ini melampaui performa obligasi pemerintah (INDOBeX Government Total Return) yang tumbuh 13,93% dan obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return) yang naik 12,62%. Kinerja IHSG itu juga mengalahkan reksadana dan emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto berujar, bursa saham domestik baru menguat pasca pelaksanaan kebijakan amnesti pajak pada kuartal III 2016. Amunisi tambahan indeks juga berasal dari terpilihnya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan dan aksi window dressing menjelang tutup tahun 2016.

Namun, IHSG sempat berbalut aksi jual pada kuartal IV 2016 akibat faktor eksternal. "Cuma, di luar dugaan naik lagi di beberapa perdagangan terakhir," kata Rudiyanto.

Peringkat kedua instrumen pemberi untung terbesar: surat berharga negara (SBN). Menurut Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana, pasar obligasi tanah air berbalut tren bullish sejak awal 2016, lantaran pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) hingga tujuh kali.

Tapi, "Yield obligasi Pemerintah Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi di negara-negara ASEAN lain," terangnya.

Untuk 2017, Jemmy menyarankan investor untuk overweight di instrumen saham. Sebab, di tengah tren kenaikan inflasi akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan harga minyak, saham dan komoditas akan unggul. Sektor saham yang layak dikoleksi di antaranya infrastruktur, konstruksi, serta komoditas. "Jika inflasi naik, maka komoditas termasuk emas bisa naik harganya," ujar dia.

Jemmy merekomendasikan, agar investor mengalokasikan mayoritas dana pada efek saham sebesar 25%–40% dan emas 30%. Sisanya di instrumen pasar uang semisal deposito perbankan, obligasi korporasi tenor kurang dari setahun, dan reksadana pasar uang.

Ia menduga, IHSG menguat ke 5.700–6.000 di 2017. Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo sependapat, instrumen saham paling menarik di 2017. Rekomendasinya: saham bank, telekomunikasi, konsumer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×