kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi Bank Persepsi, BBRI dan BBNI layak dikoleksi


Senin, 25 Juli 2016 / 05:45 WIB
Jadi Bank Persepsi, BBRI dan BBNI layak dikoleksi


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rilisnya kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) cukup memberikan dampak ke berbagai hal di dalam negeri. Salah satunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus berada di zona hijau pada dua pekan awal perdagangan di bulan ini.

Pekan pertama hanya terkoreksi sekali sedangkan pekan kedua terkoreksi dua kali pada penutupan perdagangan kemarin. Dalam dua pekan pertama, IHSG berada di levelĀ  5.069 - 5.242.

Memerahnya indeks tidak begitu signifikan karena masih berada pada level 5.000. Lebih lanjut, banyak yang berharap bahwa dana tax amnesty bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mempercepat proyek infrastruktur yang sedang digencarkan pemerintahan Jokowi.

Untuk menampung dana repatriasi, pemerintah telah menunjuk bank persepsi seperti Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Tak hanya milik negara, pemerintah juga menunjuk bank swasta dan bank perwakilan daerah.

Meski terlihat berdampak positif, tak sedikit yang masih mempertanyakan keefektifan dari pengampunan pajak ini. Krishna Setiawan, analis Lautandhana Sekurindo mengatakan tax amnesty tidak serta merta membikin kinerja bank terutama bank persepsi menjadi positif.

"Kalau dana yang masuk besar, tetapi tidak bisa tersalurkan dengan baik, maka akan sia-sia," kata Krishna kepada KONTAN, Jumat (22/07).

Makanya kata Krishna beruntung Indonesia memiliki proyek infrastruktur yang membutuhkan dana yang besar. Jadi kucuran dana tax amnesty bisa disalurkan untuk infrastruktur. Lalu mengenai kesiapan dari empat bank persepsi tersebut, para analis menilai bank sudah dan harus siap.

Namun, Milka Mutiara Analis Philip Securitas mengatakan keempat bank tersebut siap tetapi sepertinya tak terlalu optimis dengan tax amnesty ini. "Jadi tidak membuat produk khusus untuk menampung dana tax amnesty di luar produk yang ada sekarang," jelas Milka.

Pasalnya untuk membuat produk baru kata Milka membutuhkan waktu yang cukup lama termasuk approval ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga muncul kekhawatiran dana yang masuk tidak sebanding.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×