kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meneropong prospek BBRI dengan satelit baru


Rabu, 15 Juni 2016 / 08:11 WIB
Meneropong prospek BBRI dengan satelit baru


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan meluncurkan satelit bernama BRIsat. Pemakaian satelit BRIsat akan menjangkau wilayah yang selama ini masih belum terlayani layanan BRI.

Setelah BRIsat beroperasi, BRI optimistis bisa menambah 10 juta nasabah. Sampai kini, BRI memiliki 50 juta-60 juta nasabah. Saat ini, BBRI masih menyewa satelit dengan biaya Rp 500 miliar per tahun.

Dengan satelit sendiri, BRI bisa melakukan efisiensi dan memangkas biaya. Haru Koesmahagyo, Direktur Keuangan BRI, beberapa waktu lalu mengatakan biaya akan turun 40% bila satelit sudah digunakan. Satelit menghabiskan anggaran senilai Rp 3,4 triliun.

Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas, melihat, pada dasarnya sentimen negatif masih menghantui BRIsat karena keterlambatan peluncuran. Tapi di jangka menengah, BRIsat akan berdampak positif. Sebagai bank komersial yang memiliki jaringan nasabah terluas di Indonesia, BBRI dapat melakukan optimalisasi dengan inovasi tersebut.

"Upaya ini akan memberikan kualitas perolehan laba fundamental BRI lebih baik dan margin yang cenderung tumbuh karena meningkatnya nasabah," kata Lucky.

Menurut dia, sektor keuangan masih menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), dengan potensi tertahannya suku bunga di 6,75%. Akibatnya, sektor perbankan menjadi kurang menarik.

Dari sisi global, dollar AS masih mendominasi rupiah. "Potensi pelemahan rupiah akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja harga BBRI," kata Lucky.

Di jangka panjang, Lucky melihat, BBRI memiliki kualitas fundamental lebih solid dibandingkan BMRI dan BBNI, karena penyebaran nasabah relatif tinggi dan produk kredit BRI mengarah ke ekonomi kredit kerakyatan.

Lucky memprediksi, margin laba bersih BBRI di 13% tahun ini. Suria Dharma, Analis Buana Capital, mengungkapkan, BRI bisa melakukan efisiensi dan memangkas biaya dengan satelit milik sendiri. "Jadi tak perlu membayar satelit lagi dan di jangka panjang bagus untuk BRI," kata Suria, kepada KONTAN.

Sejak pemerintah menerapkan suku bunga kredit single digit, BBRI menurunkan suku bunga kredit menjadi 9,75%. Tapi, Suria mengungkapkan perseroan masih dapat merasakan sisi positif. BRI akan mendapat perhatian debitur bank kecil.

BBRI terhitung gencar mengucurkan kredit usaha rakyat (KUR). BBRI juga berpotensi meningkatkan kualitas pinjaman kredit kelas kecil maupun menengah. Menurut Christian Saortua Analis Minna Padi Investama, BRI bisa menghemat biaya sewa satelit sampai 50% per tahun.

Dampak lain adalah BRI akan memiliki infrastruktur kuat untuk menggenjot digital banking dan program laku pandai. "Ini sesuai dengan strategi BBRI yang menjangkau ke daerah yang infrastruktur komunikasi konvensional belum memadai," kata Christian.

Christian merekomendasikan hold saham BBRI dengan target harga Rp 11.200 per saham. Suria merekomendasikan buy dengan target harga Rp 11.500. Lucky merekomendasikan buy saham BBRI dengan target harga sebesar Rp 10.800 hingga penutupan tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×