kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Yuk, simak prediksi IHSG sesi II


Senin, 20 Januari 2014 / 13:11 WIB
Yuk, simak prediksi IHSG sesi II
ILUSTRASI. Selalu ingin untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat adalah salah satu tanda tubuh yang memiliki metabolisme lambat.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Setelah dibuka pada zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menguat di akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (20/1). IHSG menguat 10,69 poin atau naik 0,24% menjadi 4.422,92.

William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, secara teknikal IHSG berhasil melampaui target resistance terdekat, yakni 4.419. "Itu artinya, IHSG berpotensi ditutup di atas 4.429 pada sesi II nanti," tambahnya.

Dia memperkirakan, secara teknikal IHSG sesi II akan bergerak pada range 4.416-4.454. Saham-saham yang pantas dicermati menurut William adalah; AKRA, ISAT, EXCL, TBIG, ASII, UNVR, dan BBCA.

Sedangkan dari sisi fundamental, ada dua sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG sesi II ini. Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas bilang, dua sentimen itu datang dari luar dan dalam negeri.

Dari luar negeri, naiknya indeks Dow Jones Industrial Average bisa membuka peluang aksi profit taking. Jika profit taking dilakukan, hal tersebut ini akan menekan indeks bursa Asia, tak terkecuali IHSG.

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen utamanya datang dari sikap Bank Indonesia (BI) yang justru menahan BI rate pada level 7,5%. "Padahal, pelaku pasar menunggu adanya suatu aksi (BI rate diturunkan) dari BI," tandas Lucky.

Sikap ini justru menunjukkan jika pemerintah masih menilai jika kondisi makro Indonesia masih mengkhawatirkan.

Hal ini tentunya direspons pelaku pasar dengan mengerem likuiditasnya sehingga potensi IHSG untuk tertekan masih besar.

Katalisator yang menjadi penyeimbang sentimen yang cenderung negatif itu saat ini adalah, pembatasan ekspor bagi para emiten minerba.

Untuk jangka pendek, kebijakan ini membuat suplai komoditas global menjadi terbatas sehingga harganya merangkak naik.

Untuk jangka panjang, emiten yang bersangkutan berpotensi meraih kinerja yang cemerlang karena mereka diwajibkan mengekspor komoditas yang sudah lebih dulu diolah sehingga memiliki marjin yang lebih tinggi.

"Jadi, sesi II nanti IHSG akan bergerak mixed, 4.4.15-4.450 dengan kecenderungan tertekan," pungkas Lucky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×