kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Yuk, simak prediksi IHSG sesi II


Senin, 20 Januari 2014 / 13:11 WIB
Yuk, simak prediksi IHSG sesi II
ILUSTRASI. Selalu ingin untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat adalah salah satu tanda tubuh yang memiliki metabolisme lambat.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Setelah dibuka pada zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menguat di akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (20/1). IHSG menguat 10,69 poin atau naik 0,24% menjadi 4.422,92.

William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, secara teknikal IHSG berhasil melampaui target resistance terdekat, yakni 4.419. "Itu artinya, IHSG berpotensi ditutup di atas 4.429 pada sesi II nanti," tambahnya.

Dia memperkirakan, secara teknikal IHSG sesi II akan bergerak pada range 4.416-4.454. Saham-saham yang pantas dicermati menurut William adalah; AKRA, ISAT, EXCL, TBIG, ASII, UNVR, dan BBCA.

Sedangkan dari sisi fundamental, ada dua sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG sesi II ini. Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas bilang, dua sentimen itu datang dari luar dan dalam negeri.

Dari luar negeri, naiknya indeks Dow Jones Industrial Average bisa membuka peluang aksi profit taking. Jika profit taking dilakukan, hal tersebut ini akan menekan indeks bursa Asia, tak terkecuali IHSG.

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen utamanya datang dari sikap Bank Indonesia (BI) yang justru menahan BI rate pada level 7,5%. "Padahal, pelaku pasar menunggu adanya suatu aksi (BI rate diturunkan) dari BI," tandas Lucky.

Sikap ini justru menunjukkan jika pemerintah masih menilai jika kondisi makro Indonesia masih mengkhawatirkan.

Hal ini tentunya direspons pelaku pasar dengan mengerem likuiditasnya sehingga potensi IHSG untuk tertekan masih besar.

Katalisator yang menjadi penyeimbang sentimen yang cenderung negatif itu saat ini adalah, pembatasan ekspor bagi para emiten minerba.

Untuk jangka pendek, kebijakan ini membuat suplai komoditas global menjadi terbatas sehingga harganya merangkak naik.

Untuk jangka panjang, emiten yang bersangkutan berpotensi meraih kinerja yang cemerlang karena mereka diwajibkan mengekspor komoditas yang sudah lebih dulu diolah sehingga memiliki marjin yang lebih tinggi.

"Jadi, sesi II nanti IHSG akan bergerak mixed, 4.4.15-4.450 dengan kecenderungan tertekan," pungkas Lucky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×