kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Yuk, intip reksadana yang cetak return 18,5% ini


Senin, 13 Maret 2017 / 20:42 WIB
Yuk, intip reksadana yang cetak return 18,5% ini


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, kinerja reksadana saham syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan hampir 18%. Pertumbuhan ini justru di atas rata-rata pertumbuhan indeks reksadana saham konvensional dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang masing-masing sebesar 7,7% dan 15%.

Salah satu MI yang mencatatkan kinerja tokcer adalah BNI Asset Manegement melalui produknya yang bernama BNI-AM Dana Saham Syariah Musahamah.

Mengacu data Infovesta, selama satu tahun lalu, produk ini bisa mencatatkan return hingga 18,58%.

Wisnu Karto, Fund Manager BNI-AM bilang, sepanjang tahun lalu pihaknya menyasar sektor-sektor seperti konsumer dan kesehatan. Dengan pertimbangan, lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor konsumsi.

"Jadi, kalaupun ada tekanan, perusahaan konsumsi masih punya power," ujarnya.

Memasuki kuartal III dan IV 2016, produk ini mulai fokus ke sektor komoditas.

Beberapa saham yang menjadi top holding dalam kinerja produk ini, kata Wisnu, di antaranya adalah ASII, INDF, KLBF, TLKM, dan UNVR.

Tahun ini, Wisnu mulai fokus ke sektor komoditas lantaran harga batu bara yang diprediksi masih akan bertahan. Hal ini pun tak lepas dari rencana China yang akan mengurangi hari kerja, sehingga mendorong penurunan produksi. 

"Secara fundamental, ini sustain, jadi mulai akhir tahun lalu kita mulai perbesar di komoditas karena sektor ini masih prospektif," imbuhnya.

Dengan menggunakan pendekatan top down, Wisnu melihat secara global, sektor apa yang sedang menunjukkan tren positif. Ketika sudah melihat sektor mana yang menarik, pihaknya pun memilih emiten dengan pendekatan bottom up.

"Misal, dari situasi makro, sektor konsumer lagi bagus, lalu kita pilih emiten mana yang bagus. Karena kan enggak semua saham konsumsi bagus," ujar Wisnu.

Tahun ini, Wisnu juga bakal menyasar sektor konstruksi sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tengah giat melaksanakan pembangunan. Lagipula, fundamental ekonomi yang bagus menurut Wisnu bakal meredam sentimen kenaikan suku bunga The Fed. "Jadi bisa menopang IHSG," ujarnya.

Meski enggan menyebutkan target return tahun ini, Wisnu bilang, pihaknya ingin bisa mencapai return yang lebih baik dari benchmark.


Yuk Intip Kinerja RD Saham Syariah dengan Return Hingga 18,58% Tahun Lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×