kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Yield US Treasury mulai turun, kurs rupiah pekan ini masih melemah


Jumat, 09 April 2021 / 17:48 WIB
Yield US Treasury mulai turun, kurs rupiah pekan ini masih melemah
ILUSTRASI. Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor melemah tipis 0,02%.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah selama minggu ini tertekan menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Hari ini, rupiah spot ditutup melemah 0,21% ke Rp 14.565 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah melemah 0,28% jika dibandingkan dengan posisi Kamis (1/4) lalu pada Rp 14.525 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) stagnan di level Rp 14.580 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (9/4). Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor melemah tipis 0,02%.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan bahwa rupiah masih terdepresiasi karena tekanan besar pada Senin sampai Kamis. Tetapi tekanan sudah mulai berkurang di hari akhir hari Kamis dan hari Jumat. “Ini karena yield US Treasury yang meningkat, tapi di hari Kamis dan Jumat ini sudah mulai sedikit menurun,” Kata Fikri.

Pada Jumat (2/4), yield US Treasury tenor 10 tahun berada di 1,72%. Sedangkan Jumat (9/2) sore ini, yield surat utang acuan tersebut sudah turun ke 1,67%.

Baca Juga: Menguat 0,98% dalam sepekan, berikut sentimen pendorong IHSG

Peningkatan yield US Treasury juga menyebabkan kenaikan yield surat utang negara (SUN) acuan Indonesia tenor 10 tahun yang akhir pekan lalu mencapai 6,67%. Tapi, pada Jumat pekan ini yield SUN acuan tersebut sudah turun lagi ke 6,44%.
 
Fikri juga merasa tekanan dalam negeri berasal dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan jumlah vaksin yang terbatas. “Dari PPKM, investor banyak yang mengerti karena memang risikonya masih tinggi, sedangkan untuk vaksin karena memang AstraZeneca dan pemerintah India menyetop distribusi vaksin tersebut, sehingga pelaku investor global juga mengerti,” Imbuh Fikri.

Baca Juga: Rupiah tertekan selama perdagangan di minggu ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×