kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah tertekan selama perdagangan di minggu ini


Jumat, 09 April 2021 / 17:21 WIB
Rupiah tertekan selama perdagangan di minggu ini
ILUSTRASI. Rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,21% ke Rp 14.565 per dolar AS pada hari ini.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) stagnan di level Rp 14.580 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (9/4). Pergerakan rupiah Jisdor ini berbeda dengan rupiah di pasar spot yang kembali melemah.

Hari ini, rupiah spot ditutup melemah 0,21% ke Rp 14.565 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini sejalan dengan seluruh mata uang di kawasan Asia. Dalam seminggu ini, rupiah melemah 0,28% jika dibandingkan dengan posisi Kamis (1/4) lalu pada Rp 14.525 per dolar AS.

Menurut Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen yang masih rapuh. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan untuk Indonesia di tahun ini dari 4,8% menjadi 4,3%.

Akan tetapi, Alwi menganggap angka tersebut masih sejalan dengan proyeksi pertumbuhan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. “Pemangkasan proyeksi ini, juga sejalan dengan proyeksi terakhir dari Menkeu Sri Mulyani bulan lalu, yang menyatakan bahwa ekonomi Indonesia masih akan mengalami kontraksi antara 1% persen hingga 0,1% pada kuartal pertama tahun ini,” kata Alwi.

Baca Juga: IHSG menguat 0,98% sepekan ke 6.070 hingga Jumat (9/4)

Dia menambahkan bahwa data ekonomi juga kurang menggembirakan. Cadangan devisa di bulan Maret turun tipis menjadi $137,1 miliar dibanding bulan lalu US$ 138,8 miliar dan lebih rendah daripada prediksi US$139 miliar.

Sedangkan, dari sisi eksternal, masih ada kabar yang kurang mengenakkan dari hubungan AS-Cina. Pemerintahan presiden AS Joe Biden menambah perusahaan China yang masuk daftar hitam karena dituding terafiliasi dengan pihak militer.

Baca Juga: Dana Asing Masih Masuk, Posisi Investasi Internasional Catat Kewajiban Neto

Alwi mengatakan, meningkatnya ketegangan hubungan AS-Cina melemahkan sentimen karena akan menghambat upaya menuju pemulihan ekonomi dunia. "Perkembangan ini menambah ketidakpastian di pasar keuangan global, yang mendorong investor cenderung bermain aman dengan memegang dolar AS sebagai safe haven,” Imbuh Alwi.

Ia juga melihat bahwa pelaku pasar juga lebih memilih dolar di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat ketimbang negara lain, seiring dengan guyuran stimulus dan program vaksinasi AS yang agresif.

Baca Juga: Rupiah Jisdor tak bergerak dari level Rp 14.580 per dolar AS pada Jumat (9/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×