kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Yield US Treasury dan SBN Turun Akibat Fenomena Flight to Safety


Rabu, 11 Oktober 2023 / 10:59 WIB
Yield US Treasury dan SBN Turun Akibat Fenomena Flight to Safety
ILUSTRASI. Yield 10Y INDOGB diperkirakan akan naik menuju rentang 6,85%-6,95% pada hari ini.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena flight to safety juga terjadi di pasar obligasi pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury (UST) yang baru dibuka tadi malam, Selasa (10/10). Akibatnya, yield UST tenor 10 tahun turun 15 bps menjadi 4,65%.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi melihat, penurunan ini diikuti kenaikan indeks obligasi S&P untuk developed market sebesar 0,4%. Aksi beli juga terjadi di emerging markets yang tercermin dari kenaikan indeks EMBI sebesar 0,9%.

Pembelian juga terjadi di pasar surat berharga negara (SBN). Hal ini terlihat dari turunnya yield INDOGB 10Y sebesar 7 bps menjadi 6,95%, yield INDOGB 5Y sebesar 5 bps menjadi 6,76%, dan yield INDOGB 2Y sebesar 2 bps menjadi 6,46%.

"Akan tetapi, kami menduga aksi beli ini dilakukan oleh Bank Indonesia, bukan oleh investor asing karena depresiasi rupiah 0,3% menjadi Rp 15.735 per dolar AS dan rendahnya permintaan di pasar lelang SBSN," kata Lionel dalam risetnya, Rabu (11/10).

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Tipis ke Rp 15.730 Per Dolar AS, Rabu (11/10) Pagi

Pada lelang SBSN, Selasa (10/10), tingkat permintaan turun menjadi hanya Rp 10,75 triliun, dari Rp 27,8 triliun pada lelang 26 September 2023. Alhasil, Kementerian Keuangan menurunkan jumlah penerbitan SBSN baru menjadi Rp 5 triliun, dari Rp 8 triliun pada lelang sebelumnya. 

Lionel juga tidak menduga alokasi penerbitan baru SBSN terbesar diberikan kepada tenor pendek (2Y) seri PBS036 dengan nilai penerbitan Rp 4,35 triliun atau 87% dari total penerbitan serta yield 5,375%. "Kami menduga turunnya tingkat permintaan di lelang kemarin disebabkan oleh flight to safety ke obligasi developed market," ucap Lionel.

Untuk perdagangan Rabu (11/10), Lionel memperkirakan yield 10Y INDOGB akan naik menuju rentang 6,85%-6,95%. Sementara itu, rupiah akan tertekan di rentang resistance teknikal Rp 15.650-Rp 15.750 per dolar AS. Bila resistance tersebut dapat ditembus, maka rupiah akan terdepresiasi hingga Rp 16.000 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×