Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara diperkirakan akan bergerak turun pada perdagangan Senin (24/9). Hal ini ditopang oleh potensi penguatan rupiah dan turunnya imbal hasil US Treasury.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyampaikan, imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) turun 1 bps ke level 3,06% sedangkan jangka panjang (30 tahun) turun 2 bps ke level 3,20%.
“Turunnya imbal hasil US Treasury didorong oleh kekhawatiran investor terhadap risiko di pasar saham, sehingga banyak investor yang memindahkan investasinya ke pasar obligasi AS,” ujarnya, dalam riset hari ini.
Di sisi lain, pergerakan harga minyak dan gas alam dunia menahan penurunan imbal hasil US Treasury. Harga minyak West Texas Intermediate dan gas alam sama-sama bergerak naik pada Jumat (21/9) malam lalu. Harga minyak dunia naik 1,14% ke level US$ 71,51 per barel sedangkan harga gas alam naik 0,54% ke level US$ 2,96 per MMBtu.
Kenaikan harga minyak disebabkan oleh kekhawatiran investor bahwa hilangnya suplai minyak dari Iran akibat sanksi tidak dapat dengan mudah digantikan oleh kenaikan produksi minyak dari negara-negara OPEC.
Dengan hasil ini, imbal hasil SUN diprediksi akan mengalami penurunan pada perdagangan Senin. Menurut Mikail, imbal hasil SUN akan bergerak di kisaran 8,10% - 8,30% di hari ini.
Adapun seri obligasi negara yang ia rekomendasikan pada hari ini antara lain FR0064, FR0070, FR0072, dan FR0075.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News