Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Sudah tiga hari belakangan, posisi dollar terus perkasa terhadap euro dan yen. Kondisi ini terjadi seiring dengan melesatnya yield untuk obligasi dengan kurun waktu 30 tahun ke level tertinggi dalam lima bulan. Alhasil, permintaan dollar dari investor meningkat.
"Kami melihat dollar diuntungkan dari upaya meminimalkan risiko. Lelang surat utang dengan kurun waktu 10 tahun sangat lemah. Obligasi dan saham kurang begitu diminati, sehingga mendorong penguatan dollar," jelas Andrew Busch, global currency strategist Bank of Montreal di Chicago.
Pada pukul 17.00 waktu New York, dollar menguat 1,1% menjadi US$ 1,3771 per euro dari posisi US$ 1,3920 kemarin. Sebelumnya, dollar juga sempat bertengger di level US$ 1,3753 yang merupakan level paling perkasa sejak 27 Oktober. Jika berhadapan dengan yen, dollar menguat 0,6% ke posisi 81,69 yen dari sebelumnya 81,81. Sedangkan euro melemah 0,4% menjadi 112,51 yen dari posisi sebelumnya 113,01 yen.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, mata uang AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia setelah yield obligasi dengan jangka waktu 30 tahun menyentuh level 4,26%, yang merupakan level tertinggi sejak 4 Juni. Secara otomatis, hal itu mendorong investor berburu aset-aset dengan denominasi dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News