Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai aset safe haven, yen Jepang relatif sulit bergerak kecuali jika ada ketegangan geopolitik. Apalagi, saat ini, pasar sudah mulai kebal dengan isu ancaman perang antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Akibatnya, yen berpotensi melemah di hadapan dollar AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/12) pukul 17.23 WIB, pasangan mata uang USD/JPY naik 0,06% ke level 112,48.
Dollar AS memang sedang unggul akibat euforia RUU Pajak, yang sedang menanti kesepakatan dari Kongres AS. Harapannya, bila rancangan ini lolos maka ekonomi negara akan terus menanjak.
"Dari sudut pandang teknikal, kenaikan dollar bakal terus berlanjut, dan dari sisi fundamental tetap bagus hingga akhir bulan ini," jelas analis Finex Berjangka Nanang Wahyudin kepada KONTAN, Selasa (5/12).
Apalagi, terdapat sejumlah data penting yang bakal mempengaruhi pergerakan greenback, seperti data ISM Non-Manufacturing PMI dan klaim pengangguran.
Sedangkan dari sisi yen, Bank of Japan (BOJ) melaporkan pertumbuhan CPI inti tahunan stagnan di 0,5%. "Kita tahu itu artinya belum ada kebijakan baru yang akan diambil BOJ," jelas Nanang.
Pasar masih akan menanti data produksi domestik bruto (PDB) kuartalan Jepang yang akan rilis pada Jumat (8/12). Kemungkinan data itu memberi sedikit dorongan pada yen.
Prediksi Nanang, besok tren USD/JPY bakal lanjut naik. Ia merekomendasikan buy dengan support antara 112,11-110,84 dan resistance di 113,28-114,84.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News