Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Rekomendasi Analis
Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi dan Marco Antonius menilai, dana penjualan ini akan digunakan sebagai sumber dana belanja modal atau captal expenditure (capex) EXCL pada 2020. Pasalnya, perusahaan ini masih ingin melanjutkan ekspansi jaringan, terutama setelah memperoleh feedback lebih tinggi dari yang diharapkan atas ekspansi jaringannya ke luar Jawa.
Menurut kedua analis ini, 4.500 unit menara yang dimiliki EXCL mencatatkan rata-rata tenancy ratio 1,5 kali. "Melihat hal tersebut, kami memperkirakan EXC akan menjual 3.250 menara dengan harga rata-rata Rp 1,4 miliar - Rp 1,5 miliar per menara. Dengan begitu, nilai totalnya bisa mencapai Rp 4,8 triliun," ucap keduanya dalam riset tanggal 8 November 2019.
Baca Juga: Operator telekomunikasi menyerap hampir seluruh belanja modal 2019
Penjualan ini juga akan membantu EXCL memperbaiki posisi keuangan. Menurut kedua analis ini, margin EBITDA EXCL membaik setelah adanya pembatasan kepemilikan kartu SIM. Akan tetapi, tingkat net debt terhadap EBITDA EXCL masih relatif tinggi, yakni 1,3 kali. RHB Sekuritas Indonesia memproyeksi net debt terhadap EBITDA EXCL pada 2020 bisa mencapai 0,4x dan setelah penjualan menara akan meningkat ke 0,1 kali.
Sebagai informasi, EXCL memiliki utang jangka pendek senialai Rp 7,2 triliun yang akan jatuh tempo pada Februari 2020. Utang ini termasuk Sukuk Ijarah II Rp 351 miliar dan Obligasi Tranche II Rp 310 miliar.
Baca Juga: EXCL Memperkuat Fitur bagi Milenial
Pelunasan ini akan menurunkan beban XL karena per September 2019, beban bunga menyumbang 43% laba operasi XL. RHB Sekuritas Indonesia merekomendasikan maintain buy saham EXCL dengan target harga Rp 3.850 per saham. Jumat lalu, harga saham EXCL turun 1,43% menjadi Rp 3.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News