Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) tengah didukung berbagai katalis positif. EXCL berpotensi mendapatkan dorongan dari ekspansi Link Net, hingga kabar merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan, katalis bagi EXCL dapat terbuka dari potensi Linknet menerima pendanaan baru yang akan membuka peluang pengembangan homepass baru untuk segmen bisnis fixed broadband.
Kondisi tersebut akan memicu pengalihan penjualan langganan First Media ke EXCL, sehingga akan membantu EXCL mencapai basis pelanggan dan pendapatan yang lebih baik.
Baca Juga: Kinerja XL Axiata (EXCL) Bakal Terdorong Potensi Merger, Cek Rekomendasi Sahamnya
Seperti diketahui, PT Link Net Tbk (LINK) yang 20% sahamnya dimiliki oleh EXCL tengah menargetkan perolehan dana sebesar US$ 450-500 juta dari investor pihak ketiga untuk memperluas cakupan fiberisasi dan membangun homepass (HP) baru.
Jika ini terwujud, BRI Danareksa Sekuritas yakin pendanaan ini akan memungkinkan LINK untuk berubah secara drastis menjadi Perusahaan Infrastruktur dengan melaksanakan rencana peluncuran Fiber To The Home (FTTH) Home Passed, serta mengalihkan 750 ribu pelanggan First Media (FM) ke ServeCo XL Axiata.
Berdasarkan skenario ini, kita mungkin melihat lonjakan pendapatan Fixed Broadband XL diperkirakan sekitar Rp 3 triliun, yang digabungkan dengan sewa finansial terkait Home Pass, semestinya dapat menambah laba bersihnya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini (1/2)
“Katalis dapat terbuka, jika Linknet menerima pendanaan baru yang seharusnya membuka kunci pengembangan homepass baru untuk fixed broadband,” ungkap Niko dalam riset 31 Januari 2024.
Di samping itu, Niko melihat proyek pendukung bagi EXCL datang dari pembicaraan merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Dia berpendapat adanya proposisi nilai unik yang berpotensi dibuka melalui penggabungan usaha.
Posisi XL dalam kondisi saat ini menjadikannya sarana yang menarik untuk melakukan merger. Argumen yang mendukung pandangan ini adalah margin EBITDA yang solid, rencana melengkapi pita spektrum dengan FREN, posisi Fixed Mobile Convergence (FMC) yang solid, serta memiliki cakupan pasar luar Jawa yang besar untuk berinvestasi.
BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan kesepakatan non-tunai ini akan dimiliki oleh pemegang saham XL dan FREN, masing-masing dengan porsi sebesar 70%/30% saham di perusahaan yang digabungkan.
FREN untuk menyeimbangkan porsinya kemungkinan dengan mengusulkan untuk membeli saham XL atau membuat injeksi ke dalam perusahaan gabungan tersebut.
Oleh karena itu, Niko memandang bahwa hal ini seharusnya menempatkan perusahaan pada preservation mode dengan mempertahankan basis pelanggan yang stabil. Dengan kata lain, EXCL menghindari perluasan jaringan & pemasaran, sehingga lebih fokus pada penjualan silang (cross selling) produk FMC.
Baca Juga: Kominfo Minta Kecepatan Internet Minimal 100 Mbps, Ini Tanggapan XL Axiata (EXCL)
Niko turut melihat kinerja EXCL bakal didukung perluasan portofolio dalam produk dan segmen baru. Pasalnya, XL baru-baru ini menambahkan klasifikasi bisnis baru dalam anggaran dasarnya unutk membangun portofolio layanan terutama di IPTV, AI, dan Blockchain untuk mengembangkan bisnis FMC dan segmen B2B.
“Kondisi ini akan menambah peluang pertumbuhan XL pasca siklus 4G, sehingga menjadi sarana yang menarik untuk investasi Information and Communication Technology (ICT) baru,” jelasnya.
Dengan berbagai katalis tersebut, Niko merekomendasikan Buy untuk EXCL dengan target harga sebesar Rp 3.000 per saham. EXCL dinilai memiliki jaringan yang kompetitif, cengkeraman yang kuat pada sub-basisnya, serta manfaat signifikandari potensi merger bersama.
Baca Juga: Emiten Menara Perlu Diversifikasi Bisnis
Namun patut waspadai risiko hilangnya pangsa pasar di wilayah eks-Jawa karena EXCL menjaga sumber daya (hutang & margin), dan juga penundaan eksekusi sehubungan dengan rencana peluncurannya dengan Linknet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News