Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup stabil pada perdagangan sesi sebelumnya setelah data persediaan bensin Amerika Serikat (AS) menunjukkan lonjakan karena permintaan bahan bakar yang lemah setelah akhir pekan Memorial Day AS, yang biasanya merupakan awal dari puncak musim mengemudi di musim panas.
Rabu (9/6), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup stagnan di level US$ 72,22 per barel. Pada sesi ini, Brent sempat menyentuh US$ 72,83 per barel, tertinggi sejak 20 Mei 2019.
Sementara itu harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 ditutup turun 0,1% ke US$ 69,96 per barel. Pada sesi ini, WTI sempat ke US$ 70,62 per barel, tertinggi sejak 17 Oktober 2018.
Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), meskipun cadangan minyak mentah turun 5 juta barel di minggu lalu yang termasuk libur akhir pekan Memorial Day, stok bensin dan bahan bakar lainnya malah naik tajam karena permintaan yang lemah.
Berdasarkan data tersebut, pasokan minyak mentah turun menjadi 17,7 juta barel per hari, dibandingkan 19,1 juta pada minggu sebelumnya.
"Ini bisa menjadi kenari di tambang batubara pada aktivitas ekonomi puncak yang telah terjadi, tetapi masih terlalu dini untuk menyimpulkan itu," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC di New York.
Baca Juga: Permintaan bahan bakar melonjak, harga minyak WTI tembus US$ 70 per barel
Analis lain mencatat, bagaimanapun, bahwa cuaca buruk di Pantai Timur AS mungkin telah mengurangi konsumsi, menyusul periode penimbunan bensin yang secara artifisial meningkatkan permintaan selama pemadaman Colonial Pipeline akibat serangan ransomware bulan lalu.
Pada hari Selasa, EIA memperkirakan konsumsi bahan bakar AS akan tumbuh sebesar 1,48 juta barel per hari di tahun ini. Proyeksi ini naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 1,39 juta barel per hari.
Harga minyak memang sempat menguat di awal sesi di tengah tanda-tanda permintaan bahan bakar yang kuat di ekonomi negara barat. Terlebih prospek kembalinya pasokan Iran memudar setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, sanksi terhadap Teheran tidak mungkin dicabut.
Investor berasumsi bahwa sanksi terhadap ekspor Iran akan dicabut dan pasokan minyak akan meningkat tahun ini karena pembicaraan Iran dengan kekuatan barat mengenai kesepakatan nuklir berlangsung.
Namun, Blinken bilang bahwa bahkan jika Iran dan AS kembali mematuhi kesepakatan nuklir, ratusan sanksi AS terhadap Teheran akan tetap berlaku.
Selanjutnya: Harga emas bertahan di bawah US$ 1.900 per ons troi jelang data inflasi AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News