kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.489   96,00   0,58%
  • IDX 6.553   282,72   4,51%
  • KOMPAS100 956   48,39   5,33%
  • LQ45 743   39,76   5,65%
  • ISSI 203   6,53   3,32%
  • IDX30 385   20,69   5,67%
  • IDXHIDIV20 466   21,08   4,74%
  • IDX80 108   5,22   5,07%
  • IDXV30 111   3,40   3,15%
  • IDXQ30 127   6,44   5,36%

WSKT targetkan laba tumbuh 25% tahun ini


Jumat, 14 Februari 2014 / 15:50 WIB
WSKT targetkan laba tumbuh 25% tahun ini
ILUSTRASI. Obligasi Negara Ritel ORI022.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yakin bisa mencapai target tahun ini. Perusahaan ini menargetkan raihan laba sekitar Rp 441,5 miliar hingga Rp 459,9 miliar di tahun ini. Keuntungan tersebut diproyeksikan tumbuh 20%-25% dari realisasi 2013.

Adapun, WSKT menargetkan pendapatannya tumbuh 20% ke posisi Rp 11,61 triliun. Target pertumbuhan tersebut berasal dari beberapa proyek. Pada tahun ini, WSKT merasa bisa memperoleh proyek baru sebesar Rp 18 triliun. Angka tersebut naik 38,4% dari kontrak di 2013 senilai Rp 13 triliun.

"Ada banyak proyek. Ada yang sedang proses tender, kontrak, dan masih pembicaraan," sebut Direktur Keuangan WSKT, Tunggul Rajagukguk, kepada KONTAN, Jumat, (14/2).

Pada akhir Januari lalu, WSKT pun baru membangun Bandara Suai, Timor Leste. Proyek tersebut bernilai US$ 67,69 juta atau sekitar Rp 812,28 miliar. Untuk itu, WSKT mengandalkan dana dari uang muka dan pinjaman. Tunggul bilang, pihaknya memiliki pinjaman Rp 1,6 triliun. Rinciannya, Rp 900 miliar pinjaman perbankan dan Rp 700 miliar obligasi.

Sepanjang 2013, WSKT meraup laba Rp 367,97 miliar. Tunggul menyebut bahwa kontribusi sebagian besar laba tersebut berasal dari konstruksi. Kemudian, WSKT juga mendapatkan mulai mendapatkan keuntungan dari bisnis pracetak bahan bangunan (precast) yang diproduksi sendiri. "Dari precast ini, kita dapat untung Rp 20 miliar," ucap Tunggul.

Selain itu, WSKT juga meraih pelonjakan keuntungan selisih kurs. Di 2012, keuntungan selisih kursnya yakni Rp 2,1 miliar. Lalu di 2013, angka tersebut meroket 876,19% ke posisi Rp 20,5 miliar. Kata Tunggul, pelonjakan itu disebabkan oleh proyek yang kontraknya dalam Dollar. "Itu dari Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dan proyek di luar negeri. Piutangnya dalam dollar," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×