Reporter: Dityasa H Forddanta, Selvi Mayasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah memulai fase window dressing. Belakangan, semua indeks konstituen, tak terkecuali indeks Kompas100 juga kompak menguat.
IHSG sudah naik 3,5% sejak penutupan November 2019. Demikian halnya dengan indeks Kompas100 yang sudah mengakumulasi kenaikan 2,20%.
Namun, peta tersebut masih bisa berubah. "Karena sentimen setiap tahun berbeda," ujar Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, Sabtu (7/12).
Menurutnya, window dressing tahun ini bakal didorong oleh saham-saham perbankan seperti BBRI, BBNI dan BMRI. Pasalnya, ekonomi dalam negeri masih bisa bertahan di tengah panasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) bidik pasar Timur Tengah dan China
Mimi Halimin, analis Mirae Asset Sekuritas melihat prospek industri perbankan secara keseluruhan masih netral. Namun, secara spesifik, dia masih menjadikan saham BBRI sebagai salah satu jagoannya. Sebab, bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah turun.
"BBRI paling diuntungkan dengan tren penurunan suku bunga karena memiliki basis kredit mikro yang kuat," tulis Mimi dalam riset 3 Desember.
Hans menambahkan, saham-saham itu juga sudah turun dari awal tahun. Ini membuat price to earning ratio (PER) murah. BBRI misalnya. PER saham ini hanya 15,56 kali. Lebih murah dibanding PER BBCA sebesar 28,27 kali.
Baca Juga: Sepanjang 2019, nilai ekspor Japfa Comfeed (JPFA) tembus Rp 500 miliar
Setali tiga uang, analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony mengatakan, sejumlah saham, bahkan yang berkapitalisasi besar (big cap) sudah diskon. "Saham tersebut lebih mudah untuk naik saat window dressing," terang Chris.
Jika ditelisik jauh ke belakang, sektor bank sejatinya bukan yang paling favorit ketika terjadi window dressing. Selama sepuluh tahun ke belakang, saham sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan justru paling sering muncul alias naik di setiap Desember.
Sebut saja, saham SSIA yang sudah muncul empat kali selama window dressing tiap Desember. Saham ADHI, PTPP, WIKA dan WSKT juga selalu muncul, masing-masing tiga kali di Desember pada tahun yang berbeda.
Baca Juga: Sambut window dressing, simak proyeksi IHSG untuk Senin besok (9/12)
Sektor mendapat angin dari geliat pembangunan. Salah satunya, di Sumatra. Di masa mendatang, 19 belas kawasan industri bakal dikembangkan di sini.
Ini menjadi peluang bagi sektor konstruksi. "Faktor risikonya, investasi yang tidak terpenuhi, ketatnya likuiditas dan lambatnya realisasi kontrak baru," jelas Fauzan Luthfi Djamal, analis RHB dalam riset 2 Desember 2019.
Menurutnya, prospek saham konstruksi belum habis. Fauzan merekomendasikan saham WSKT. Dia memberikan target harga Rp 2.700 per saham.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Bakal Delisting Paksa, Simak Saran Analis
Mimi merekomendasikan trading buy saham BBRI dengan target harga Rp 4.800 per saham. Saham BBCA juga bisa menjadi alternatif karena likuiditasnya yang kuat dengan rekomendasi trading buy saham ini dengan target harga Rp 38.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News