Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah mengkaji beberapa alternatif pendanaan untuk mengantisipasi penundaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2016. Emiten konstruksi pelat merah ini berencana melakukan penerbitan umum berkelanjutan (PUB) tahap I sebesar Rp 1,4 triliun.
Adji Firmantoro, Direktur Keuangan WIKA mengatakan Perseroan berencana melakukan penerbitan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 6 triliun dengan tenor lima tahun. "Kita akan terbitkan dalam dua tahun dan tahap I rencananya akan dirilis tahun depan Rp 1,4 triliun," kata Adji, Senin (9/11).
Hanya saja, WIKA masih mengkaji apakah akan menerbitkan global bond atau rupiah. Semula, pemerintah mengusulkan WIKA mendapat PMN sebesar Rp 4 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan kawasan industri Kuala Tanjung, PLTU Banten 2 x 1.000 MW, PLTU Aceh 2 x200 MW, jalan tol Soreang-Koja, Tol Menado -Bitung, Tol Samarinda-Balikpapan dan WTP Jati Luhur.
Namun, DPR menunda PMN tersebut termasuk untuk 23 BUMN lainnya dan akan dibahas kembali dalam APBN perubahan 2016.
Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA mengatakan penundaan PMN sebetulnya tidak akan berpengaruh terhadap pengerjaan proyek-proyek perseroan. Sebab, perseroan bisa melakukan pendanaan lewat utang. " Rasio utang kita masih punya ruang untuk mencari utang," ujar Bintang.
Hanya saja, penundaan PMN tersebut akan mempengaruhi pencapaian laba bersih tahun depan karena beban perseroan akan bertambah akibat bunga utang. Dengan adanya PMN, WIKA menargetkan bisa meraup laba bersih Rp 1 triliun. Sementara tanpa PMN, perseroan hanya akan bisa mengantongi net profit Rp 700 miliar- Rp 800 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News