Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Hingga akhir September 2015, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) baru berhasil menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 600 miliar. Perolehan tersebut belum mencapai separuh dari anggaran capex yang ditetapkan perseroan tahun ini sebesar Rp 1,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan WIKA Suradi Wongso, mengatakan, rendahnya serapan belanja modal tersebut lantaran realisasi proyek pembangkit listrik atau independent power producer (IPP) dan proyek jalan tol masih minim. "Kami dari awal membidik proyek IPP tapi sampai sekarang realisasinya belum ada. Untuk jalan tol, kami baru dapat proyek Tol Soroja," kata Suradi.
Dengan melihat kondisi yang ada saat ini, Suradi memperkirakan anggaran capex yang telah dipatok tahun ini tidak akan terserap sepenuhnya. Menurut dia, penyerapan belanja paling optimal hanya di kisaran Rp 1 triliun hingga akhir tahun.
Kendati demikian, WIKA belum berencana memangkas capex karena penyerapan belanja modal tergantung pada proyek-proyek yang diperoleh perseroan. "Ini tergantung proyeknya kapan direalisasikan," ujar Suradi.
Selama sembilan bulan pertama tahun ini, anggaran belanja modal diserap untuk kebutuhan modal anak usahasebesar Rp 300 miliar, antara lain untuk WIKA Realty, Wika Bitumen, dan Wika Beton. Sementara Rp 300 miliar sisanya digunakan untuk pengembangan usaha dan penambahan aset tetap perseroan.
Disamping itu, WIKA juga terus mengejar perolehan kontrak baru di sisa akhir tahun ini. Hingga pertengahan Oktober, emiten konstruksi ini baru berhasil mengantongi kontrak anyar sebesar Rp 14,01 triliun. Sebagian besar atau sekitar 50% merupakan proyek pemerintah.
WIKA menargetkan, perolehan kontrak baru pada tahun ini sebesar Rp 31,6 triliun. Meski pencapaian belum mencapai separuh dari target, Suradi masih optimistis target perolehan kontrak baru dapat tercapai di sisa tiga bulan terakhir tahun ini. Pasalnya, WIKA saat ini telah memperoleh kontrak Rp 3 triliun dari berbagai proyek swasta. Selain itu, WIKA juga masih menunggu pengumuman pemenang lelang proyek pembangkit listrik Jawa 5 dan Jawa 7. Suradi bilang, jika proyek tersebut berhasil diraih, target kontrak baru WIKA tahun ini akan tercapai.
Sementara itu, WIKA merevisi target kontrak baru dari proyek luar negeri lantaran proses pendirian kantor cabang WIKA di Arab Saudi belum rampung. Saat ini, pendirian kantor tersebut masih dalam proses administrasi di Kamar dagang dan Industri (Kadin) negara tersebut.
Sebelumnya, WIKA berencana membangun proyek hotel di wilayah Masjidil Haram. Ada tujuh menara hotel yang bakal dibangun dengan nilai invetasi US$ 500 juta. WIKA berencana mengincar US$ 50 juta dari proyek tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News