Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) membidik kenaikan perolehan kontrak baru 10% dari target di awal tahun ini. Revisi ini menyusul persetujuan parlemen terkait kucuran penyertaan modal negara (PMN) ke 27 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp 37,27 triliun.
Direktur Keuangan WIKA Adji Firmantoro mengatakan, dengan persetujuan PMN, perseroan semakin banyak membidik ladang-ladang proyek. "Itu sebabnya harapan kita, kontrak baru naik 10% dari target awal," kata Adji, Rabu (18/2).
Sekadar mengingatkan, semula WIKA mematok kontrak baru sebesar Rp 30,59 triliun. Lalu, dengan cerahnya prospek proyek BUMN, maka total target kontrak baru y perusahaan tahun ini menjadi Rp 33,64 triliun.
Sebelumnya, WIKA membidik proyek pemerintah sekitar Rp 15,9 triliun dan proyek milik swasta Rp 7,65 triliun. Adapun, proyek BUMN yang semula ditargetkan Rp 7,04 triliun, dengan kenaikan target 10% dari proyek BUMN, maka menjadi Rp 10,09 triliun.
Sepanjang Januari lalu, WIKA telah berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,1 triliun. Proyek tersebut adalah pembangunan bandara di Timor Leste. "Saat ini, kami sedang menunggu penugasan pembangunan," tuturnya. Sementara, proyek pembangunan tiga tower residensial di Aljazair senilai Rp 1 triliun masih dalam tahap negosiasi.
Tahun ini, WIKA juga membidik proyek pembangunan infrastruktur sistem pengolahan air minum dan air baku, pembangunan pembangkit listrik 2 x 1.000 megawatt dan pembangunan jalan tol dalam kota Jakarta.
Di ketiga proyek itu, sejatinya perusahaan telah mengajukan dalam rencana PMN tahun 2015 senilai Rp 2,6 triliun dan tahun 2016 sejumlah Rp 4,6 triliun. Namun, WIKA gagal meraih pendanaan PMN di tahun ini.
Kendati tak bisa mendapatkan PMN, perseroan akan terus melanjutkan rencana berbagai proyek tahun ini. Pembiayaan proyek bakal mengandalkan dana internal dan pinjaman perbankan. "Tidak sulit bagi perseroan mendapat pinjaman karena rasio utang WIKA masih 2,18 kali," ujarnya.
WIKA juga masih akan mengajukan ketiga proyek tersebut dalam rencana PMN tahun 2016. Dari ketiga proyek tersebut yang paling mudah digarap adalah pembangunan pembangkit listrik.
Maklum, sebelumnya perseroan ini sudah pernah mengerjakan proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 100 Megawatt (MW).
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan WIKA Suradi menyebutkan, perseroan tengah mengincar pembangunan tiga independent power producer (IPP) di kawasan Serang, Banten dan Lampung. Total kapasitas proyek tersebut mencapai 2x2.600 MW.
Investasi untuk 1 MW diperkirakan sekitar US$ 1,5 juta-US$ 2 juta. Walhasil, total proyek tersebut bernilai US$ 7,8 miliar sampai senilai US$ 10,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News