Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mencatat pendapatan konsolidasian sebesar Rp1,17 triliun per 30 September 2025.
Pendapatan tersebut didominasi oleh segmen jasa konstruksi sebesar 95,54%, diikuti oleh segmen konsesi 3,72%, segmen properti 0,73%, dan segmen industri 0,01%.
Purba Yudha Tama, Corporate Secretary WEGE bilang, perseroan berhasil mencatat gross profit sebesar Rp110,68 miliar, dengan gross profit margin (GPM) sebesar 9,42% per September 2025, meningkat dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,90%.
“Perseroan juga mencatatkan laba ventura bersama sebesar Rp28,76 miliar,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).
Baca Juga: WEGE Buka Suara Soal Merger BUMN Karya, Target Rampung Akhir 2026
Namun demikian, hingga 30 September 2025, WEGE membukukan rugi konsolidasian sebesar Rp50,37 miliar.
Kondisi ini sejalan dengan penurunan perolehan kontrak baru yang dipengaruhi oleh sejumlah tantangan eksternal. Di antaranya, keterlambatan realisasi proyek, transisi dan program pemerintahan, serta kebijakan efisiensi anggaran infrastruktur.
Berdasarkan catatan KONTAN, WEGE baru mencatatkan kontrak baru sebersar Rp 116 miliar per September 2025.
“Dalam menghadapi situasi tersebut, manajemen menjalankan berbagai langkah strategis, termasuk menyasar proyek-proyek yang tidak terdampak kebijakan efisiensi serta berpartisipasi dalam tender melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO),” ungkapnya.
Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) Bidik Kontrak Jumbo di Sisa 2025, Cek Rekomendasi Analis
Perseroan mencatat penurunan total liabilitas sebesar 26,11%, dari Rp3,12 triliun pada tahun 2024 menjadi Rp2,31 triliun pada 30 September 2025.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran utang bank baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total nilai sebesar Rp302,58 miliar, serta turunnya utang usaha sebesar Rp387,30 miliar.
“Ini seiring dengan langkah perseroan dalam melakukan pengelolaan liabilitas secara lebih efisien guna memperkuat struktur permodalan dan menurunkan beban keuangan.
Purba memaparkan, perseroan juga menjaga struktur rasio keuangan yang sehat di tengah penurunan kinerja profitabilitas.
Hingga 30 September 2025, Current Ratio tercatat sebesar 2,01x, Gearing Ratio 0,06x, Interest Bearing Debt to Total Debt 0,07x, Debt to Equity Ratio (DER) 0,90x, serta Equity to Debt Ratio sebesar 1,11x.
Lebih lanjut, dengan berbagai proyek yang sedang dalam proses tender, WEGE menargetkan potensi total kontrak baru hingga akhir Desember 2025 mencapai Rp1,9 triliun, yang menunjukkan prospek positif untuk pertumbuhan kontrak di sisa tahun ini.
Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita menyatakan, meskipun menghadapi tantangan eksternal, tetapi perseroan optimistis dengan prospek ke depan.
“Fokus kami saat ini adalah mempercepat perolehan kontrak baru dan memastikan kelancaran eksekusi proyek-proyek yang sudah ada. Kami menargetkan pemulihan kinerja yang signifikan pada tahun 2026,” katanya.
Hadian menuturkan, WEGE terus memperluas peluang akuisisi proyek, termasuk di sektor green building, properti berkelanjutan, dan kemitraan pemerintah-swasta (KPBU).
“Melalui strategi diversifikasi bisnis dan inovasi produk modular seperti Modular Lite (MoLi) dan Netro (Smart Net-Zero Growing Modular House System) WEGE berkomitmen mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan masyarakat,” ungkapnya.
Selanjutnya: Dana Kelolaan Wealth Management Bank Mega Syariah Capai Rp125 Miliar per September
Menarik Dibaca: 9 Tips Menjadi Lebih Percaya Diri yang Efektif, Coba yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













