kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya (WIKA) incar kontrak luar negeri Rp 2,5 triliun di tahun 2019


Senin, 25 Maret 2019 / 21:07 WIB
Wijaya Karya (WIKA) incar kontrak luar negeri Rp 2,5 triliun di tahun 2019


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) targetkan capaian perolehan kontrak baru luar negeri (overseas) tahun ini bisa mencapai Rp 2,5 triliun. Hingga 25 Maret 2019, nilai kontrak baru dari luar negeri yang sudah berhasil dikantongi emiten itu sebanyak Rp 600 miliar.

"Sampai saat ini baru Rp 600 miliar (capaian overseas) dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) WIKA 2019," kata Direktur Operasi III PT Wijaya Karya Tbk Destiawan Soewardjono, Senin (25/3).

Selain itu, hingga Maret 2019 sudah ada proses negosiasi kontrak luar negeri senilai Rp 1 triliun. Negosiasi tersebut melibatkan beberapa negara seperti Dubai, Taiwan dan Aljazair.

"Saya harapkan, pekan ini ada satu goal untuk jadi kontrak Surat Perintah Kerja (SPK)," ungkapnya.

WIKA, anggota indeks Kompas100 ini, juga tengah melakukan proses tender untuk proyek pembangunan MRT di Filipina, serta proyek jalur kereta api. Untuk proyek MRT, tender akan bekerjasama dengan PT Wika Beton (WTON) dan PT Industri Kereta Api (INKA), tendernya sudah diajukan dan harapannya di April 2019 hasil tender bisa diumumkan.

Sedangkan untuk proyek konsorsium jalur kereta api sepanjang 1000 kilometer di Senegal, pekan lalu WIKA sudah menandatangani MoU bersama INKA. Nantinya INKA akan bertugas untuk membangun rolling stock-nya sedangkan WIKA akan membuat konstruksi dan pangkalan kereta api.

"Bank Exim sebagai financing-nya, diharapkan ini bisa terus merambah ke Afrika, karena di sana sedang giat untuk kembangkan transportasi kereta api," jelasnya.

Meskipun target proyek luar negeri di RKAP hanya Rp 2,5 triliun, namun Destiawan melihat ada potensi bagi emiten itu untuk mengantongi nilai kontrak hingga Rp 5 triliun. "Karena sebagian besar itu, kita mengarah ke negosiasi," ungkapnya.

Negara-negara yang sudah berjalan proyeknya dengan WIKA saat ini seperti Afrika, Aljazair, Nigeria. Sedangkan negara yang tengah menjadi incaran WIKA di 2019 yakni Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab khususnya Dubai dan di Asia ada Myanmar, Filipina, Taiwan, Timor Leste dan Serawak, Malaysia.

"Kemudian juga Senegal, ini mudah mudahan bisa terbentuk (kontrak), jadi bisa masuk kita ke sana. Nilainya sekitar Rp 70 triliun," tandasnya.

Sebagai informasi, tahun ini WIKA menargetkan total kontrak baru 2019 mencapai Rp 61,74 triliun. Untuk mencapai target tersebut, artinya emiten itu perlu mengantongi rata rata 180 hingga 200 proyek per tahun. Di mana per 25 Maret 2019 total nilai proyek yang berhasil dikantongi WIKA sebesar Rp 10,5 triliun atau sekitar 17% dari target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×