kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspadai profit taking saat IHSG menuju 5.700, cermati rekomendasi saham berikut


Selasa, 24 November 2020 / 07:20 WIB
Waspadai profit taking saat IHSG menuju 5.700, cermati rekomendasi saham berikut


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Walau begitu, dia tetap tidak menutup kemungkinan adanya peluang kenaikan. Hal itu bisa terjadi apabila vaksin sudah mulai didistribusikan serta penambahan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dan global menurun. 

Di tengah kondisi seperti saat ini, Bernadus merekomendasikan investor untuk memperhatikan level 5.700 yang rawan adanya profit taking, terutama di sektor perbankan. Pekan ini, lanjutnya, investor dapat mulai beralih ke sektor yang lebih defensif seperti ICBP dan INDF.

Kedua saham emiten itu belum mengalami kenaikan signifikan dan belum merilis laporan kuartal ketiga 2020. Diprediksi, hasilnya akan lebih baik karena ada peningkatan ekonomi berkaca dari bertumbuhnya PDB sebesar 5,05% secara kuartalan.

Sementara itu, investor bisa juga memperhatikan sektor-sektor pertambangan batubara mengingat musim dingin sudah dimulai di China. Asal tahu saja, permintaan batubara asal China merupakan yang terbesar di dunia. Apalagi China tengah menghentikan sementara pembelian batubara dari Australia.

Baca Juga: IHSG ditutup menguat terdorong optimisme pemulihan ekonomi

Oleh karena itu, hingga akhir tahun permintaan batubara Indonesia akan meningkat dan harga batubara akan membaik. "Saya melihat salah satu emiten yang berpeluang adalah UNTR yang masih laggard dibanding emiten batubara lainnya, dengan resisten di Rp 24.500 dan target dari Sucor Rp 26.600," imbuh dia. 

Selain itu, investor juga bisa mengamati pergerakan saham MNCN. Emiten media itu yang masih memiliki potensi upside dan masih yang diperdagangkan di kisaran PE 6 kali hingga 7 kali. Asal tahu saja, kompetitornya, SCMA, diperdagangkan di PE 18 kali. 

MNCN juga belum merilis laporan keuangan kuartal ketiga 2020. Diperkirakan MNCN bakal meraup laba kurs di kuartal ketiga dan kuartal keempat, mengingat kondisi rupiah yang membaik terhadap dolar Amerika Serikat di dua kuartal ini.

Selain itu, belanja iklan diproyeksikan akan meningkat seiring bertumbuhnya daya beli masyarakat. Apalagi, MNCN menguasai top lima program yang ada di pertelevisian nasional. MNCN ditargetkan masih ada upside hingga Rp 1.100.

Baca Juga: Pelaku pasar khawatir peningkatan kasus covid-19 di AS, rupiah menguat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×