kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Waspada! Penguatan IHSG Dinilai Bersifat Semu


Selasa, 02 September 2025 / 19:38 WIB
Waspada! Penguatan IHSG Dinilai Bersifat Semu
ILUSTRASI. IHSG Konsisten Di Zona Hijau-Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/9/2025). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya disetir oleh segelintir saham-saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) besar.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.D - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (2/9/2025) sebesar 0,58% atau naik 65,52 poin ke level 7.801,58.

Kenaikan ini menjadi rebound setelah dua hari berturut-turut terkoreksi di tengah meningkatnya eskalasi sosial politik dalam negeri.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), penguatan IHSG didorong terutama oleh saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Saham DCII yang naik 7,04% menyumbang 9,31 poin terhadap IHSG. 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,85%, Ini Sektor Saham yang Dijagokan Analis

Saham lain yang turut menopang antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dengan kontribusi masing-masing 5,51 poin, 5,49 poin, dan 4,70 poin.

Fenomena serupa terjadi pada 15 Agustus 2025 ketika IHSG sempat menembus level 8.000 untuk pertama kalinya. Pada hari itu, saham DCII melonjak 6,91% dan menjadi penopang utama IHSG dengan kontribusi 20,05 poin. 

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) juga ikut menopang dengan sumbangan 9,89 poin dan 2,30 poin.

Namun, kenaikan IHSG tersebut dinilai tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi pasar secara menyeluruh.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,85% ke 7.081,58 pada Selasa (2/9), ANTM, MEDC, BRPT Top Gainers LQ45

Pengamat pasar modal dan Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menjelaskan, pergerakan IHSG sangat dipengaruhi bobot free float dan kapitalisasi pasar saham emiten. 

“Jika IHSG naik, mayoritas saham di BEI bisa saja tetap melemah karena yang menguat hanya saham berkapitalisasi jumbo,” ujarnya.

Data BEI menunjukkan, saat IHSG menyentuh level 8.000 pada 15 Agustus, justru terdapat 451 saham atau 47,17% yang melemah, sementara saham yang menguat hanya 244 atau setara 25,52%. Sisanya, 261 saham ditutup stagnan.

Menurut Teguh, kondisi ini membuat IHSG terlihat kokoh, tetapi saham-saham populer seperti BBCA, BBRI, TLKM, dan ASII cenderung bergerak di kisaran harga yang sama.

Baca Juga: IHSG Anjlok Pasca Kisruh Demo, Pelemahan Bakal Berlanjut?

Ia menambahkan, aliran dana asing berpotensi terhambat karena IHSG tidak turun ke level yang dianggap menarik oleh investor global.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisory, Ekky Topan, menilai penguatan IHSG belakangan ini sangat bergantung pada kinerja saham-saham besar, khususnya DCII dan DSSA. 

“Jika kedua saham itu dikeluarkan dari perhitungan, IHSG kemungkinan hanya berada di kisaran 7.500,” ujarnya. Hal ini menunjukkan penguatan IHSG belum ditopang secara merata oleh seluruh sektor, termasuk perbankan, konsumer, dan sektor riil.

Baca Juga: IHSG Rebound Selasa (2/9) Pagi, Menguat 1,09% Ikuti Bursa Asia

Sementara itu, pengamat pasar modal Hendra Wardana mengingatkan bahwa secara teknikal, kemampuan IHSG bertahan di atas level 7.500 masih rapuh. 

“Jika profit taking terjadi di saham fenomenal seperti DCII, DSSA, atau BREN, IHSG bisa kembali menguji area support 7.400–7.500. Sebaliknya, jika sektor perbankan dan konsumer ikut bergerak positif, IHSG baru memiliki tenaga lebih berimbang,” jelasnya.

Selanjutnya: 5 Makanan untuk Mengencangkan Kulit Kendur dari Dalam, Wajah Auto Kencang!

Menarik Dibaca: 5 Aturan Emas Warren Buffett untuk Menghindari Jebakan Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×