Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Para investor kripto, khususnya Bitcoin (BTC), diimbau untuk berhati-hati membuka posisi beli (long), menyusul tekanan teknikal yang mengindikasikan potensi penurunan harga lebih dalam.
Melansir laman Cointelegraph Senin (19/5), pada perdagangan Minggu (18/5), harga Bitcoin anjlok lebih dari 4,5% dari level tertingginya di atas US$107.000 dan sempat menyentuh kisaran US$102.000, merupakan koreksi harian terburuk dalam lebih dari sebulan terakhir.
Baca Juga: Bitcoin Ngebut ke US$105.000, Altcoin Ikutan Panas! Ini Prediksi Harganya
Penurunan ini terjadi seiring aksi jual di pasar aset berisiko, dipicu oleh keputusan Moody’s menurunkan peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat (AS) akibat membengkaknya defisit anggaran dan absennya rencana konsolidasi fiskal yang kredibel.
Sementara mengutip Coinmarketcap.com, harga Bitcoin pukul 16.11 WIB hari ini terpantau di level US$103.101.
Risiko Koreksi di Bawah US$100.000 Makin Nyata
Dari sisi teknikal, harga Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pelemahan sebelum koreksi tajam terjadi. Meskipun sempat mencetak level tertinggi baru di atas US$107.000, indikator relative strength index (RSI) justru membentuk puncak yang lebih rendah, menciptakan pola bearish divergence, sebuah sinyal klasik potensi pembalikan arah tren.
Analis kripto dengan nama akun Bluntz pun mengingatkan, "Hati-hati membuka posisi long saat ini."
Laporan dari Swissblock juga mencatat bahwa Bitcoin sempat "mengambil likuiditas" di area resistensi US$104.000–US$106.000 namun gagal menembus secara meyakinkan, dan akhirnya memantul turun ke zona perdagangan padat antara US$101.500–US$102.500, yang kini menjadi titik krusial penahan penurunan.
Apabila area tersebut jebol, Swissblock memprediksi harga BTC bisa meluncur ke kisaran US$97.000–US$98.500, berdasarkan data volume perdagangan historis.
Baca Juga: Harga Bitcoin Bergerak Sideways, Intip Saran Strategi Investasinya dari Analis
Pola Head-and-Shoulders Beri Target US$91.000
Pada grafik tiga harian, Bitcoin juga tengah membentuk pola inverse head-and-shoulders—sebuah formasi yang biasanya bersifat bullish dalam jangka panjang.
Namun untuk saat ini, pola ini mengisyaratkan bahwa harga BTC bisa terlebih dulu menguji rata-rata pergerakan eksponensial 50-periode (50 EMA) di sekitar US$91.000 sebelum kembali menguat.
Kegagalan harga Bitcoin menembus dan bertahan di atas level neckline US$107.000—yang sebelumnya juga menjadi titik pembalikan tren pada Desember 2024 dan Januari 2025, semakin memperbesar potensi retest ke bawah.
Apabila koreksi ke kisaran US$91.000 benar-benar terjadi dan harga berhasil memantul kembali ke atas neckline, peluang reli lanjutan menuju US$150.000 tetap terbuka.
Selanjutnya: Peringatan Dini Cuaca Besok 20-21 Mei, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 20-21 Mei, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News